Kekurangan gizi Zn juga menjadi salah satu faktor penyebab kekerdilan atau stunting di masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat bersama dengan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, melakukan panen varietas Inpari Nutri Zinc sebagai dukungan terhadap upaya pencegahan kekerdilan pada anak atau stunting.

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry di Jakarta, Senin mengatakan pihaknya telah menghasilkan varietas unggul baru (VUB) padi biofortifikasi Inpari IR Nutri Zinc yang memiliki kandungan Zn 6 persen lebih tinggi daripada Ciherang.

"Selama ini masyarakat mengonsumsi beras tanpa memperhatikan kelengkapan gizi. Kekurangan gizi Zn juga menjadi salah satu faktor penyebab kekerdilan atau stunting di masyarakat," tuturnya.

Baca juga: Antisipasi stunting, Balitbangtan masyarakatkan padi Inpari Nutri Zinc

Biofortifikasi pada Inpari IR Nutri Zinc, tambahnya, diharapkan dapat membantu peningkatan nilai gizi sekaligus mengatasi kekurangan gizi.

Menurut Fadjry, setelah dilepas 2019 lalu, varietas padi Inpari IR Nutri Zinc sebagai padi fungsional untuk mencegah terjadinya stunting telah tersebar ke berbagai penjuru Nusantara.

Dalam panen padi Inpari Nutri Zinc di Desa Parit Baru, Kecamatan Sungai Raya, Sabtu (25/7/2020) lalu diperoleh hasil rata-rata 6,28 ton/ha.

Rata-rata hasil tersebut didapat dari ubinan yang dilakukan oleh BPS Kubu Raya bersama dengan koordinator BPP Sungai Raya sesaat sebelum panen dilaksanakan. Hasil ubinan 5,2 ton/ha pada daerah yang tanahnya agak keras dan tersampel pada daerah bekas serangan tikus dan 7,36 ton/ha pada daerah yang tanahnya berlumpur, sehingga didapat rata-rata hasil 6,28 ton/ha.

Kepala BPTP Kalbar Akhmad Musyafak menjelaskan Varietas Inpari IR Nutri Zinc merupakan hasil inovasi Badan Litbang mempunyai kadar Zinc 3 kali lipat lebih tinggi dari beras pada umumnya, yang sangat baik untuk digunakan sebagai pencegah stunting.

"Bupati ingin melakukan pencegahan stunting sehingga akan mengembangkan padi IR Nutri Zinc sebanyak mungkin, saran kami kalau bisa 40 persen sawah di Kabupaten Kubu Raya ditanami Nutri Zinc," katanya.

Dikatakannya, padi Nutri Zinc sudah banyak diminati, namun di Kalimantan Barat yang pertama merespons adalah Bupati Kubu Raya.

"Tetapi kabupaten lain sudah mulai akan mengembangkan bahkan Bapak Gubernur juga sudah mulai minta dinas pertanian provinsi untuk mengembangkan Nutri Zinc," katanya.

Akhmad meyakini jika varietas ini ditanam dan dikonsumsi oleh masyarakat desa, akan mampu dapat mencegah gejala stunting yang mungkin terjadi.

Selain itu, jika hal ini dapat diedukasikan kepada kalangan menengah atas, maka nilai jual beras Nutria Zinc juga bisa lebih mahal dari beras yang biasa.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kubu Raya Gandhi Satyagraha mengatakan padi Nutri Zinc akan disebarluaskan di seluruh Kubu Raya sebagai upaya mengatasi masalah stunting di wilayah tersebut yang memiliki angka stunting cukup tinggi di Kalimantan Barat.

Dikatakannya, lokasi Desa Parit Baru sebagian akan dijadikan areal tanam benih dan dijadikan sentra benih padi Nutri Zinc yang nantinya akan ditanam kembali di seluruh Kubu Raya termasuk Kuala Mandor B, Kubu, Batu Ampar, Terentang dan Rasau Jaya.

Baca juga: Revitalisasi penggilingan padi, BB Pascapanen hasilkan beras premium
Baca juga: Balitbangtan lepas Biobestari Agritan, padi gogo produktivitas tinggi

Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020