Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Garuda) mengumumkan niatnya segera merestrukturisasi utang dengan kreditur European Credit Agency (ECA) dalam dua pekan ke depan.

"Ya betul, kami akan bertemu mereka ke sana (Eropa) dalam dua minggu ini," kata Dirut Garuda Emirsyah Satar kepada pers di sela National Summit di Jakarta, Jumat.

Emirsyah mengakui bahwa syarat dan ketentuan (term and condition) restrukturisasi utang dengan ECA tersebut sudah ada dan kini tinggal persetujuan kedua pihak.

Orang nomor satu di BUMN Penerbangan ini mengaku, utang dengan ECA kemungkinan besar akan direstrukturisasi menjadi tujuh tahun, terhitung mulai tahun ini.

Padahal, sebelumnya restrukturisasi utang Garuda ditargetkan selesai seluruhnya pada semester I 2009 sebesar 650 juta dolar AS.

EVP Finance Garuda, Eddy Purwanto, saat itu menyebut dari total utang perseroan 659 juta dolar AS per akhir Desember 2008, sebanyak 450 juta dolar dalam bentuk valuta asing.

Sedangkan sisanya atau sekitar 40 persen utang dalam bentuk mata uang rupiah.

Kewajiban perusahaan penerbangan "pelat merah" ini antara lain kepada kreditur European Credit Agency (ECA) dan kepada pemegang surat utang FRN Singapura sebesar 450 juta dolar AS.

Saat itu juga, Emirsyah Satar pernah mengatakan, situasi krisis global seperti sekarang ini akan mempengaruhi likuiditas hampir semua perusahaan.

"Krisis global mendorong berubahnya skenario restrukturisasi utang perusahaan," ujar Emir.

Pada tahun 2009, perseroan menganggarkan belanja modal (capex) sebesar 100 juta dolar AS, meningkat dari capex 2008 sekitar 20 juta dolar AS.

Dana capex tersebut sebagian akan digunakan untuk menambah jumlah armada.

Pada tahun tahun 2009 Garuda mendatangkan pesawat sebanyak 18 unit, terdiri atas 14 unit jenis Boeing 737-800 dan 4 unit jenis Airbus 330. Rencana itu merupakan dari pengembangan armada hingga 2014 menjadi 116 pesawat dari kondisi saat ini sebanyak 66 unit pesawat.

Menyinggung rencana penawaran saham ke publik pada 2010, Emirsyah mengaku, perseroan berharap mendapat dana segar dari IPO sebesa 300-400 juta dolar AS dengan jumlah saham yang dilepas untuk sementara mencapai 40 persen.

"Hasil IPO itu sendiri, sebagian besar untuk ekspansi usaha karena utang Garuda sudah direstrukturisasi," katanya.

Baru, setelah itu, kata Emirsyah, rencana untuk melepas anak usaha perseroan juga akan dilakukan.

"Ada beberapa yang kita besarkan dulu, bisa pakai mitra strategis atau internal," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009