Bantaeng adalah daerah rawan banjir, karena secara geografinya memiliki gunung, dataran rendah (kota) dan laut
Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah mengatakan pemerintah akan segera memperbaiki Cekdam (tanggul pengaman) Balang Sikuyu Kabupaten Bantaeng sebagai upaya menghalau terjadinya banjir di daerah itu.

Nurdin Abdullah dalam keterangannya di Makassar Minggu menyampaikan masyarakat Bantaeng tidak perlu khawatir dan meminta agar pemerintah daerah memperhatikan cekdam ini dirawat secara periodik untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Basarnas: Kondisi Kabupaten Bantaeng terkendali pascabanjir

“Cekdam kita bangun tahun 2009. Kenapa cekdam ini penting? Ini setelah kita lakukan kajian ada sembilan sungai itu mengarah ke kota. Makanya kita halangi di sini, kita tahan di sini,” kata Nurdin Abdullah.

“Bantaeng adalah daerah rawan banjir, karena secara geografinya memiliki gunung, dataran rendah (kota) dan laut,” lanjut dia.

Baca juga: Gubernur Sulsel salurkan bantuan Rp16 miliar untuk banjir Bantaeng

Banjir di Bantaeng terjadi akibat dari luapan Sungai Calendu karena tidak mampu menampung debit air dari tingginya curah hujan sejak Jumat (12/6) sore hingga Sabtu (13/6) pagi. Selain itu, karena Cekdam Balang Sikuyu jebol di sisi kanan.

Cekdam Balang Sikuyu dibangun pada tahun 2019 saat masih menjabat Bupati Bantaeng. Ia sendiri mengabdi dari tahun 2008-2018.

Baca juga: PLN padamkan 70 gardu di Jeneponto dan Bantaeng akibat banjir

Cekdam ini hadir karena idenya, sehingga Bantaeng sejak 2009 tidak lagi banjir. Padahal sebelumnya sudah bertahun-tahun menjadi langganan banjir di saat musim hujan.

Hadirnya cekdam ini dengan konsep adanya pengaliran/pembuangan air ke Sungai Allu, Lembang Cina. Air seharusnya mengalir di sebelah kiri, namun karena jebol di sebelah kanan, jadi mengalir ke wilayah yang bukan aliran air.

“Makanya Bantaeng ini harus kita selalu dikawal dengan doa. Supaya Tuhan menurunkan hujan secara teratur. Bayangkan kalau hujan harusnya turun seminggu diturunkan sehari,” jelasnya.

Senada dengan Gubernur, Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sulsel Rudy Djamaluddin mengatakan cekdam ini diperbaiki agar air yang mengalir tidak membentuk alur-alur baru yang dapat menyebabkan banjir di perkotaan.

“Harus segera dibenahi. Kalau tidak, air akan mengalir ke sana (menuju kota) dan akan terbentuk alur-alur baru yang bisa menyebabkan banjir di kota,” jelasnya.

Untuk penanganan banjir, Gubernur memberikan bantuan anggaran tanggap darurat Rp1 miliar dan dana rekonstruksi Rp15 miliar.

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020