Jyoti Kumari, berusia 15 tahun, memboncengkan ayahnya yang terluka ke desa asal mereka sejauh 1.200 km selama 7 hari. Prestasi daya tahan & cinta yang indah ini telah menarik perhatian rakyat India dan federasi balap sepeda!"
New Delhi (ANTARA) - Penasihat presiden AS, Ivanka Trump, yang memuji seorang remaja India yang mengayuh sepeda ratusan kilometer untuk  pulang, telah menuai kritik karena dinilai tidak peka terhadap nasib pekerja migran miskin yang berjuang dalam situasi  penguncian di India.

Remaja perempuan itu memboncengkan ayahnya dan mengayuh sepeda sejauh 1.200 kilometer selama tujuh hari, salah satu dari banyak keluarga migran yang kehilangan pekerjaan dan meninggalkan kota-kota besar untuk pulang ke rumah mereka di bagian lain India, karena penguncian telah menggerogoti tabungan mereka.

"Jyoti Kumari, berusia 15 tahun, memboncengkan ayahnya yang terluka ke desa asal mereka sejauh 1.200 km selama 7 hari. Prestasi daya tahan & cinta yang indah  ini telah menarik perhatian  rakyat India dan federasi balap sepeda!" cuit Ivanka, putri Presiden AS Donald Trump, pada akun Twitter-nya, Jumat malam (22/5).

Federasi balap  sepeda India yang terkesan dengan daya tahannya, telah mengundang Jyoti untuk uji coba dan mengatakan upaya itu bisa menjadikannya pebalap sepeda, media lokal melaporkan.

Baca juga: Kereta api di India hantam pekerja migran yang tidur di lintasan rel
Baca juga: Tunawisma India terlantar di tengah penerapan "lockdown"


Tetapi tokoh-tokoh politik oposisi, serta beberapa komentator di negara berpenduduk 1,3 miliar itu mengatakan perjalanan sulit Jyoti untuk pulang karena lumpuhnya transportasi di saat "lockdown", bukanlah sesuatu untuk dirayakan.

"Kemiskinan & keputusasaannya  dimuliakan seolah-olah Jyoti mengayuh sepeda sejauh 1.200 KM untuk  petualangan yang mengasyikkan. Pemerintah mengecewakannya, itu bukanlah sesuatu untuk digaungkan  sebagai pencapaian," cuit Omar Abdullah, mantan menteri utama Jammu dan Kashmir, pada Sabtu untuk menanggapi pesan Ivanka.

Para ahli kesehatan mengatakan bahwa penutupan besar-besaran di India telah membantu membatasi penyebaran COVID-19, tetapi telah mendorong jutaan orang pekerja harian ke jurang kemiskinan.

Setelah berminggu-minggu melahirkan semakin banyak  kritik dan kisah kesulitan, pemerintah sekarang menjalankan kereta api dan bus untuk membantu para migran pulang.

"Ini bukan prestasi yang unggul. Ini prestasi yang dipicu oleh keputusasaan yang disebabkan oleh sikap tak berperasaan dari pemerintah," kata Kanti Chidambaram, anggota oposisi parlemen, tentang perjalanan sulit Jyoti menuju rumahnya.

Ayah Jyoti, seorang pengemudi becak di India utara, mengatakan dia tidak bisa bersepeda karena kecelakaan yang dideritanya berbulan-bulan lalu. Kehabisan makanan dan uang, putrinya memutuskan untuk membawanya pulang ke desa mereka di negara bagian Bihar timur.

"Awalnya saya ragu karena dia baru berusia 15 tahun, tetapi saya salah," kata Mohan Paswan kepada Reuters melalui telepon.

"Dia memintaku duduk di sepeda dan tidak memedulikan apa yang akan dikatakan orang."

Ayah dan anak itu bertahan hidup dengan biskuit dan makanan yang diberikan orang-orang selama perhentian perjalanan di tengah musim panas India yang terik. Jyoti mengatakan dia senang telah membawa ayahnya pulang dengan selamat.

Menolak untuk terlibat dalam kontroversi tentang unggahan Twitter  Ivanka, Jyoti mengaku "sangat senang dengan penghargaan yang saya dapatkan dari semua pihak."

Sumber: Reuters

Baca juga: Memo rahasia bocor, Menteri Inggris minta maaf kepada Ivanka Trump
Baca juga: Jokowi sempatkan berbincang dengan Ivanka Trump

 

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020