Jakarta (ANTARA News) - PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) menyatakan telah menghentikan pengoperasian (grounded) pesawat MA 60 buatan Xian Aircraft asal China menyusul kerusakan di "rudder" (sayap bagian) belakang pesawat.

"Grounded kami lakukan karena ada "crack" (retak) di bagian sayap belakang," kata Direktur Utama Merpati, Bambang Bhakti, usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR-RI, di Gedung MPR/DPR, Rabu.

Menurut Bambang Bhakti, penghentian peongoperasian dilakukan sejak awal pekan ini.

Ia menjelaskan, kondisi fisik pesawat seperti itu sangat berbahaya sehingga pesawat tidak digunakan.

Dua unit pesawat jenis MA 60 milik Merpati saat ini merupakan bagian dari 15 unit pesawat yang dipesan perusahaan dari Xian Aircraft Industry Company Ltd.

Merpati mengurangi jumlah pesanan karena harga jual Xian dinilai terlalu mahal.

Bahkan beredar kabar bahwa Merpati akan membatalkan perjanjian jual beli dengan Xian dengan alasan pesawat dipesan mengalami kerusakan alias cacat produk namun Xian menolak permintaan itu dengan alasan sudah adat kontrak.

Akibatnya, Xian berencana menggugat perusahaan pelat merah itu sebesar Rp1 triliun.

Bambang Bhakti menolak berkomentar lebih lanjut dengan alasan pemerintah telah membentuk tim perunding kedua pihak.

Ia hanya menjelaskan, bahwa kerusakan hanya pada satu pesawat, "tapi pesawat yang satu lagi kita grounded juga demi menjamin keselamatan penumpang."

Bambang mengatakan penghentian penerbangan tersebut akan dilakukan sampai ada penjelasan resmi dari Xian.

Perusahaan negara itu sudah melayangkan surat kepada pihak China dan tinggal menunggu jawaban.

Ia juga memastikan akibat penghentian operasional pesawat itu, perusahaan mengalami pengurangan potensi pendapatan.

"Pasti bikin kerugian, yang seharusnya terbang kan sekarang tidak," katanya.

Sebalumnya, seorang eksekutif Merpati menjelaskan, penolakan pesawat MA 60 tersebut terkait alasan teknikal dan komersial yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.

Manajemen Merpati, katanya, sudah menyatakan keberatannya kepada tim privatisasi yang terdiri dari Kementerian Negara BUMN dan departemen terkait lainnya.

"Manajemen sudah menyatakan tidak mau ambil kepada tim privatisasi," tegas sumber yang tidak bersedia jatidirinya diungkap.

Ia juga menyatakan tidak gentar jika Xian melayangkan arbitrase terkait penolakan pembelian pesawat tersebut.

"Ya... silakan saja arbitrase. Kami bisa arbitrase balik karena pesawat yang dikirim tidak bagus," tegasnya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009