Insya Allah, semuanya berjalan baik,
Kuala Lumpur (ANTARA) - Nama Anwar Ibrahim telah diajukan untuk perdana menteri Malaysia oleh para pendukungnya, setelah pengunduran diri yang mengejutkan dari mitra sekutu sekaligus pesaingnya, Mahathir Mohamad, kata anggota partai Anwar, Rabu.

Persaingan antara Mahathir (94) dan Anwar (72), yang menyusun kesepakatan mengejutkan untuk memenangi pemilu 2018, telah membentuk politik di salah satu negara Asia Tenggara itu lebih dari dua dekade dan merupakan akar dari gejolak terbaru.

Mahathir, kepala pemerintahan tertua di dunia, mengundurkan diri pada Senin (24/2) tetapi segera ditunjuk oleh raja sebagai perdana menteri sementara dengan kekuatan penuh.

Untuk mencoba mengakhiri krisis, raja telah bertemu dengan 222 anggota parlemen terpilih selama dua hari. Mereka yang hadir dalam pertemuan mengatakan bahwa mereka diminta untuk menunjuk perdana menteri yang mereka sukai atau apakah mereka menginginkan pemilihan baru.

Anggota Parti Keadilan Rakyat (PKR) Anwar, mengatakan bahwa namanya telah diserahkan kepada raja. Partai ini memiliki 39 kursi dan mitra aliansi berpotensi memberikan 62 kursi lagi.

Baca juga: Partai Bersatu tegaskan dukung Mahathir sebagai perdana menteri
Baca juga: Barisan Nasional dan PAS minta parlemen Malaysia dibubarkan


Anwar tidak berkomentar apakah dia dicalonkan atau tidak.

"Insya Allah, semuanya berjalan baik," katanya kepada wartawan setelah bertemu raja.

"Kebijaksanaan adalah hak prerogatif raja. Jadi saya akan menyerahkan sepenuhnya pada kebijaksanaannya," Anwar melanjutkan.


Beberapa Mendukung Mahathir

Sementara beberapa politisi secara terbuka menyuarakan dukungan bagi Mahathir untuk tetap menjabat, tidak jelas apakah cukup banyak dari mereka akan memberinya dukungan pada pertemuan dengan raja untuk memungkinkannya tetap bertahan.

Hubungan yang tidak stabil antara Anwar dan Mahathir memicu krisis terakhir setelah Mahathir menolak tekanan untuk menetapkan tanggal bagi pemindahan kekuasaan yang dijanjikan kepada Anwar sebelum pemilihan 2018.

Seperti halnya hubungan pribadi, politik di Malaysia dibentuk oleh jalinan kepentingan etnis dan agama. Negara berpenduduk mayoritas Muslim berjumlah 32 juta jiwa ini, lebih dari setengahnya merupakan etnis Melayu, tetapi memiliki etnis Tionghoa, India, dan minoritas lainnya.

Dalam pertemuan dengan para pemimpin politik, Mahathir pada Selasa (25/2) mengusulkan pemerintah persatuan antarpartai yang bisa memberinya otoritas lebih besar daripada selama masa jabatan sebagai perdana menteri sejak 1981 hingga pensiun pada 2003.

Tetapi gagasan itu ditolak oleh aliansi empat partai termasuk Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang memerintah Malaysia selama enam dekade hingga dikalahkan oleh koalisi Mahathir pada 2018.

Keempat partai mengatakan bahwa mereka telah mengatakan kepada raja bahwa mereka menginginkan pemilihan baru sebagai gantinya.

Anwar adalah wakil Mahathir dan bintang politik yang sedang naik daun ketika Mahathir menjadi perdana menteri pertama kali, tetapi mereka jatuh.

Anwar ditangkap dan dipenjara pada akhir 1990-an karena sodomi dan korupsi, tuduhan yang dialamatkan padanya untuk mengakhiri karier politiknya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Partai oposisi Malaysia serukan pemilihan
Baca juga: Pemanggilan parlemen tahap dua di Istana Negara

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020