Setiap mandi ganti dan selama di Wuhan, kami selalu dibekali masker satu boks
Jakarta (ANTARA) - Warga Negara Indonesia (WNI), Yusuf Azhar (21), berkisah tentang kehidupannya selama dua pekan terisolasi di Wuhan, China, akibat wabah virus Corona.

"Waktu Wuhan 'lockdown' (terisolasi), kami sebenarnya was-was. Meski jasmani sehat, tapi rohani kami ingin segera balik ke Tanah Air," katanya usai tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu sore.

Mahasiswa semester 1 jurusan Sastra Mandarin di Wuhan University itu sempat terisolasi di asrama (dormitory) di Kota Wuhan selama dua pekan sejak pertengahan Januari 2020.

Otoritas setempat pun membatasi interaksi penghuni asrama dengan warga Wuhan.

Baca juga: Ibu WNI pascaobservasi mengaku tetangga tidak bersikap berlebihan
Baca juga: Menkes: WNI yang diobservasi di Natuna dapat sertifikat kesehatan


"Yang tidak boleh, kami keluar sangat jauh dari 'dormitory' , kecuali untuk beli makanan dan keperluan sehari-hari, itu pun maksimal jaraknya 500 meter," katanya.

Warga Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu juga mengalami krisis makanan selama berada di asrama.

"Kalau makanan kita menjauhi makan di restoran, kami lebih disarankan untuk membeli bahan mentah dan memasak sendiri. Walaupun saat itu sedang krisis makanan," katanya.

Putra kedua dari pasangan Cik Anang dan Aprilya itu diwajibkan mengenakan masker jenis N95 selama 24 jam yang difasilitasi oleh pemerintah Wuhan.

Baca juga: WNI peserta observasi corona tiba di Halim melalui tiga kloter
Baca juga: Menkes-WHO satu pesawat dampingi WNI peserta observasi Natuna


"Enggak betah juga karena setiap hari, kami selalu harus mengenakan masker. Setiap mandi ganti dan selama di Wuhan kami selalu dibekali masker satu boks," katanya.

Yusuf menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Wuhan dan Indonesia yang telah optimal dalam memberikan perhatian terhadap antisipasi wabah Corona.

"Terima kasih juga buat pemerintah atas partisipasinya kepada siswa-siswi yang ada di Wuhan. Juga pemerintah Wuhan yang sudah sangat proaktif menangani wabah Corona ini," katanya.

Baca juga: Ayah WNI peserta observasi Natuna sempat kuatkan anaknya soal syahid

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020