Doha (ANTARA) - Pembicaraan Arab Saudi dan Qatar untuk memperbaiki keretakan selama dua tahun merupakan perkembangan bagus bagi seluruh kawasan Teluk, demikian dinyatakan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Minggu (15/12) di Doha.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain serta Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar sejak Juni 2017. Mereka menuding Qatar mendukung terorisme dan menyelaraskan diri dengan Iran.

Doha membantah tuduhan tersebut dan menuding balik negara-negara tetangganya itu berupaya membatasi kedaulatan negaranya.

Perdana Menteri Qatar Sheikh Abdullah bin Nasser Al Thani menghadiri konferensi tingkat tinggi tahunan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di Arab Saudi pada Selasa pekan lalu.
 
Kehadiran Al Thani itu merupakan perwakilan tingkat tertinggi  sejak 2017 pada pertemuan tersebut.

Ketika ditanya pada Doha Forum di Qatar apakah kontak baru-baru ini antara Doha dan Riyadh baik untuk kawasan, Menlu Zarif menjawab di hadapan awak media: "Tentu saja".

Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mengatakan di acara serupa pada Sabtu (14/12) bahwa ada "sedikit kemajuan" dalam penyelesaian sengketa sengit tersebut.

Sheikh Mohammed bertemu sesaat dengan Zarif di forum tersebut pada Sabtu dan duduk di kursi undangan saat menteri luar negeri Iran itu menyampaikan pidato.

Iran, yang mayoritas berpenduduk warga Syiah, dan Arab Saudi, mayoritas Muslim Sunni, saat ini berebut pengaruh di kawasan Teluk.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kunjungan Menlu Qatar ke Saudi dipandang redakan pertikaian di Teluk

Baca juga: Qatar tak diundang dalam dua KTT Arab darurat

Baca juga: Qatar cemas jemaah hajinya diperlakukan buruk di Arab Saudi

 

Indonesia Diharapkan Bisa Jadi Penengah

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019