Selama ini Desa Srumbung hanya mengandalkan air dari Penampungan Air Hujan (PAH) untuk keperluan air sehari-hari,
Yogyakarta (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Universitas Islam Indonesia (UII) terus menggencarkan pasokan air bersih di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang hingga kini telah mencapai total 120 tangki sejak Agustus 2019.

Rektor UII Fathul Wahid melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis, mengatakan kegiatan droping air bersih ini merupakan wujud kepedulian UII sebagai kampus yang aktif terlibat dalam menanggapi permasalahan sosial kemanusiaan tak terkecuali, bencana kekeringan.

Kami terus berupaya untuk memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan, termasuk untuk masyarakat di Gunungkidul yang sedang terlanda kekeringan, tambah Fathul Wahid.

Baca juga: ACT Sumsel - Gojek beri layanan kesehatan dan pangan gratis

Fathul Wahid berharap bantuan air bersih tersebut dapat membantu mengatasi krisis air bersih yang masih terjadi di Gunung Kidul.

Kalau semakin banyak yang tergerak kan InsyaAllah masyarakat juga semakin bahagia dan permasalahannya cepat terselesaikan, ujar dia.

Distribusi air bersih yang terakhir di lakukan di Kecamatan Nglipar dan Pathuk Gunungkidul pada Selasa (26/11) kemarin. Sebanyak 44.000 liter air bersih disalurkan ke warga dengan total penerima bantuan sebanyak 763 jiwa.

Jika di total sejak bulan Agustus 2019 UII bersama ACT sudah mendistribusikan air bersih sebanyak 120 tangki.

Koordinator program droping air bersih ACT DIY, Kharis Pradana mengatakan ACT akan terus melanjutkan program droping air bersih sampai musim kemarau berakhir.

Baca juga: ACT dan Sahabat Guru Indonesia

Selain itu untuk menjamin ketersediaan air bersih kita terus berupaya untuk membangun sumur wakaf di wilayah-wilayah rawan kekeringan seperti di Gunung Kidul, lanjut dia.

Kamto, warga Desa Srumbung mengungkapkan, selama ini Desa Srumbung hanya mengandalkan air dari Penampungan Air Hujan (PAH) untuk keperluan air sehari-hari.

Walaupun bulan ini sudah turun hujan tiga kali akan tetapi masih air hujan masih belum layak untuk di konsumsi, serta sumber air tanah juga masih sulit untuk didapat, tambah dia.

Hadirnya Water Tank Desa Srumbung langsung disambut antusias oleh warga terlihat ember dan bak-bak ditaruh berjajar untuk mendapat bagian air bersih.

Baca juga: ACT-MRI salurkan bantuan bagi korban angin kencang Bojonegoro
 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019