La Paz, Bolivia (ANTARA) - Rakyat Bolivia berpawai lagi di beberapa kota besar pada Jumat malam (8/11) dan terlihat beberapa kasus polisi bergabung dengan protes itu.

Tindakan polisi tersebut menambah tekanan atas Presiden Evo Morales di tengah pertengkaran berpekan-pekan mengenai hasil pemilihan umum yang diperdebatkan bulan lalu.

Di Kota Cochamba, lokasi bentrokan rusuh belum lama ini, beberapa saksi mata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu-- melihat polisi ikut memprotes di atap markas besar mereka sambil membawa bendera Bolivia dalam aksi pembangkangan nyata terhadap pemerintah.

Gambar dan tayangan di stasiun televisi lokal memperlihatkan polisi di kota besar lain juga berpawai bersama pemrotes dan bergabung dalam teriakan yang biasa digunakan oleh oposisi kepada pemimpin sayap-kiri Morales.

Komandan pasukan polisi nasional dan menteri pertahanan membantah ada pembangkangan luas oleh polisi tapi mengakui tindakan tersebar polisi.

"Kami percaya bahwa komandan polisi sekarang dapat menangkap polisi itu yang untuk suatu alasan melakukan perbuatan pembangkangan dan kami yakin polisi akan terus melaksanakan tugas konstitusional mereka untuk menjaga rakyat," kata Menteri Pertahanan Javier Zabaleta kepada stasiun televisi negara.

Kepala polisi nasional itu mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa pasukan polisi di seluruh negeri tersebut akan melaksanakan tugas mereka untuk menjaga ketenangan dan kedamaian.

Morales, pemimpin paling lama di Amerika Latin, menang dalam pemilihan umum bulan lalu tapi telah menghadapi tekanan yang meningkat setelah penghitungan kertas suara 20 Oktober dihentikan selama hampir satu hari, sehingga menyulut dugaan kecurangan.

Negara Amerika Selatan tersebut telah diguncang oleh protes, pemogokan dan penutupan jalan selama hampir tiga pekan sejak itu, sehingga melukai ekonomi dan citra negara yang tidak memiliki laut tersebut.

Sumber: Reuters
Baca juga: Tokoh penentang tiba di Bolivia untuk lengserkan Presiden Morales
Baca juga: Pemimpin oposisi Bolivia serukan pemilihan baru
​​​​​​​

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019