Banjarmasin (ANTARA News) - Sebanyak tiga pendulang intan di perkampungan Pumpung Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), mengalami nasib malang, karena hari Rabu ( 3/9) mereka tewas tertimbun longsoran galian tanah yang mereka lakukan untuk mencari intan. Musibah ini muncul karena para pendulang intan tersebut tidak memperhatikan keselamatan ketika bekerja, ungkap Kepala Bidang Humas Polda Kalsel, AKBP Puguh Raharjo, saat dikonfirmasi, Kamis. Ketiga pencari intan, yakni Anang (17), Ucil (16) dan Ahdi (25), tewas tertimbun belasan ton tanah longsor yang mereka gali, Rabu (3/9) sekitar pukul 15.00 Wita pada saat kejadian hujan mengguyur kawasan tersebut sehingga rentan terjadi bencana tanah longsor. Sedangkan korban yang sempat menyelamatkan dirinya adalah Sugiani (25), warga Sungai Tiung, meski sempat ikut tertimbun tanah bersama tiga rekannya itu. Setelah kejadian tersebut, maka puluhan warga langsung melakukan proses pencarian terhadap ketiga korban yang tertimbunan tanah. Berselang kurang lebih dua jam setelah dilakukan pencarian, warga akhirnya berhasil menemukan tubuh Anang yang sudah dalam keadaan tidak bernyawa lagi dan sekitar 16 menit kemudian, warga kembali menemukan Ucil. Sementara jasad Ahdi berhasil ditemukan warga sekitar pukul 20.00 Wita. Pihak berwajib sudah sering memperingatkan para pendulang intan agar berhati-hati ketika bekerja, pasalnya pekerjaan yang mereka lakukan selalu diintai bahaya yang sewaktu-waktu bisa datang dan merenggut jiwa mereka. Oleh sebab itu, pihak berwajib tidak henti-hentinya mengimbau kepada para pendulang intan yang masih menggunakan peralatan sederhana agar selalu memperhatikan keselamatan kerja, ketika sedang mencari intan terutama ketika melakukan penggalian . Keuntungan yang didapatkan dari intan memang sangat menggiurkan, namun nyawa seseorang tidak ternilai harganya jika dibandingkan dengan kematian akibat kecelakaan kerja karena kelalaian sendiri, demikian Puguh. (*)

Copyright © ANTARA 2008