Ke depannya, salah satu yang akan saya tekuni adalah, bagaimana kami menjadi sebuah kampus yang fokus ke digital bisnis
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Rektor termuda Indonesia Risa Santoso yang saat ini berusia 27 tahun, berkeinginan untuk fokus dalam pengembangan kampus yang berbasis pada digital bisnis guna menyiapkan generasi muda Indonesia masuk dalam dunia kerja.

Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Asia, Kota Malang, Jawa Timur tersebut mengatakan, dengan kondisi saat ini yang berkembang sangat cepat, para mahasiswa diharapkan bisa memperkuat sisi bisnis yang nantinya bisa melahirkan wirausahawan muda baru.

"Ke depannya, salah satu yang akan saya tekuni adalah, bagaimana kami menjadi sebuah kampus yang fokus ke digital bisnis," katanya di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.

Ia menjelaskan, untuk masuk dalam dunia digital bisnis tersebut, dirinya tengah melakukan sinergi dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) Asia Malang dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malang Asia, yang saat ini telah digabungkan.

Menurut dia, dua bidang keilmuan yang kini tergabung dalam Institut Teknologi dan Bisnis Asia tersebut, akan disinergikan supaya fokus pada sektor digital bisnis.

"Dengan dimilikinya ilmu teknologi yang sudah bagus, kita kuatkan pada sisi bisnisnya. Karena, meskipun dengan produk yang hebat, perlu manajemen yang baik," kata Risa, yang pernah bekerja sebagai Tenaga Ahli Muda di Kantor Staf Presiden tersebut.

Ia menambahkan, dengan perubahan yang terjadi begitu cepat, pekerjaan rumah paling besar adalah menyiapkan generasi muda Indonesia agar siap bekerja pada tahun-tahun mendatang. Pihaknya telah menggandeng beberapa industri Indonesia untuk menyiapkan generasi muda tersebut.

"Pekerjaan rumah paling besar untuk dunia pendidikan adalah, bagaimana caranya agar bisa menyiapkan mahasiswa, tidak hanya ke pekerjaan yang ada saat ini. Akan tetapi juga perubahan di masa depan," katanya.

Risa Santoso mengenyam pendidikan S1 di University of California, Berkeley, Amerika Serikat (AS) dengan mengambil jurusan mayor ekonomi dan minor pendidikan.

Ia melanjutkan pendidikan ke jenjang S2, menggunakan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Harvard Graduate School of Education, AS jurusan pendidikan.

Sebelum menjadi rektor, ia menjabat Direktur Pengembangan Bisnis dan merupakan penggagas Asia Entrepreneurship Training Program (AETP), hingga program akselerasi kerja sama antara Swiss dan Indonesia.

Program kerja sama Swiss-Indonesia tersebut bertujuan untuk membantu pengembangan dan internasionalisasi start up muda Indonesa hingga mendapatkan pendanaan internasional.

Selain itu, ia juga menjadi penggagas Asia Hackaton dan program magang di luar negeri. Lewat program tersebut, mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman magang di perusahaan luar negeri selama satu bulan yang diharapkan bisa memperluas pandangan generasi muda.

Baca juga: Kemenko PMK ingatkan risiko akibat pertumbuhan bisnis digital

Baca juga: Ingin berkembang, bisnis syariah harus bergerak ke teknologi digital

Baca juga: Universitas Bandarlampung kedepankan pengembangan kampus digital


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019