Denpasar (ANTARA) - KRI Bima Suci merapat di Pelabuhan Benoa, Bali, dalam rangkaian misi pelayaran perdana kapal layar kelas Bark itu mengunjungi sembilan negara sahabat, di antaranya Filiphina, Jepang, Korea, China, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Myanmar.

"Pelaksanakan kedatangan pelayaran KRI Bima Suci ini, adalah membawa Satuan Latihan Kartika Jala Krida 2019 untuk melaksanakan pelayaran diplomasi duta kebangsaan dan juga membawa taruna-taruni untuk praktek berlayar, agar mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat di Akademi Angkatan Laut," kata Komandan Pangkalan TNI AL Benoa, Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko, di Pelabuhan Benoa, Rabu.

Ia menyatakan, kapal layar buatan galangan kapal Vreire di Spanyol itu telah berlayar selama 99 hari dengan membawa 89 orang ABK, 18 pelatih, dan 83 orang taruna AAL tingkat III angkatan ke-66.

Dalam pelayaran ini, Satuan Tugas Latihan Kartika Jala Krida 2019 membawa tiga misi khusus yang harus dilaksanakan, yaitu kapal latih taruna AAL, diplomasi negara, dan sebagai duta bangsa untuk memperkenalkan budaya Indonesia.

Juga baca: KRI Bima Suci-945 lakukan lawatan ke Pulau Dewata pada 23-25 Oktober

Juga baca: KRI Bima Suci tiba di Malaysia

Juga baca: KRI Bima Suci mengarungi sembilan negara jalankan misi maritim

"Nah jadi selama pelayaran itu singgah ke beberapa negara kemudian ada yang di dalam negeri. Rute terakhir nanti dari Benoa, Bali, ini akan singgah ke Darwin kemudian lanjut ke Banyuwangi dan kembali ke Pangkalan Utama TNI AL V/Surabaya," jelasnya.

Tentang kapal layar berkelir putih ini, dia menyatakan, "Kalau kapal ini lebih baru, lebih modern dan mengikuti perkembangan jaman sekarang, dengan teknologi yang terbaru ini dan kapal Bima Suci ini perdana merapat atau bersandar di Benoa Bali."

Disamping itu, Komandan Satuan Tugas Pelayaran Diplomasi Duta Bangsa, Letkol Laut (P) Waluyo, menjelaskan pengalamannya selama berlayar yaitu tentang cuaca di China.

"Ketika merapat ke Shanghai di China kebetulan kita sudah datang lebih awal, karena di sana akan dilewati Badai Lingling. Otoritas Pelabuhan Shanghai melarang untuk bersandar, ya karena itu prosedur AL China, jadi kita mengikuti apa yang menjadi aturan negara setempat," kata Waluyo.

Untuk hambatan yang dilewati selama pelayaran, utamanya berasal dari alam, seperti cuaca, kondisi gelombang air laut dan sebagainya.

Selama bersandar di Bali, KRI Bima Suci akan mendukung taruna AAL angkatan ke-66 untuk kegiatan sosialisasi dan promosi ke sekolah SMA/K. Selain itu melakukan Kirab Genderang Suling Gita Jala Taruna AAL di kawasan Kuta, Badung.
 

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019