sedang membangun lima bandara baru lagi sebagai upaya untuk menciptakan konektivitas daerah terpencil
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan pembangunan semua infrasruktur transportasi seperti bandar udara dan pelabuhan laut memiliki nilai ekonomis dan tidak ada yang tidak bermanfaat atau mangkrak.

"Tentunya kita membangun pelabuhan laut dan bandar udara yang memiliki nilai ekonomis, seperti bisa mendukung kunjungan wisatawan di beberapa daerah, sehingga tak ada yang mangkrak," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada pers saat menyampaikan Capaian Kinerja Kementerian Perhubungan Kabinet Kerja Jokowi-JK Tahun 2014-2019 di Jakarta, Sabtu.

Menhun yang didampingi jajaran pejabat eselon I Kemenhub, mengatakan, selama pemerintahan Jokowi-JK dalam lima tahun terakhir banyak pembangunan infrastruktur yang sudah selesai dan sedang berlangsung.

Budi Karya tidak menjelaskan secara rinci pelabuhan laut dan bandar udara mana yang dinilai mangkrak sehingga sia-sia karena tidak dapat dipergunakan.

Sejumlah bandar udara yang sudah selesai dan sudah dioperasionalkan, adalah Letung (Anambas), Namniwel (Ambon), Miangas (Sulawesi Utara), Morowali (Sulawesi Tengah), Werur (Papua Barat), Maratua (Kalimantan Timur), Koroway Batu (Papua), Kertajati (Jawa Barat), Samarinda Baru (Kalimantan Timur) serta Tebelian (Kalimantan Barat).

"Kita juga sedang membangun lima bandara baru lagi sebagai upaya untuk menciptakan konektivitas daerah terpencil," kata Budi Karya.

Salah satu bandar udara yang dibangun untuk mendukung konektivitas dan pariwisata adalah Bandara Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Sebagai salah satu tujuan wisata utama yang dikembangkan pemerintah, Labuan Bajo harus memiliki bandara bertaraf internasional mengingat kunjungan wisatawan asing dan nusantara ke daerah itu terus bertambah.

Demikian juga pembangunan infrastruktur di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Menhub Budi Karya mengatakan pemerintah gencar menyelesaikan sejumlah sarana transportasi mengingat Mandalika tahun depan akan menjadi tempat penyelenggaraan MotoGP.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B. Pramesti, mengatakan pemerintah tidak ingin menciptakan Jawa sentris tapi Indonesia sentris dalam membangun bandar udara, sehingga daerah terpencil pun harus memiliki sarana transportasi udara yang memadai.

"Selain berfungsi sebagai sarana transportasi penumpang, keberadaan bandara juga berfungsi untuk mendistribusikan logistik melalui udara," kata Polana.

Baca juga: Menhub akan kaji rencana pembangunan bandara baru di Raja Ampat
Baca juga: Menteri BUMN minta pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman 24 jam

 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019