Kabul (ANTARA) - Ledakan-ledakan terjadi di sebuah masjid di bagian timur Afghanistan pada saat shalat Jumat, membunuh sedikitnya 62 orang yang sedang beribadah, kata pejabat-pejabat setempat.

Attaullah Khogyani, Juru Bicara Gubernur Provinsi Nangarhar, mengatakan telah terjadi ledakan-ledakan dari bahan-bahan peledak yang ditanam di dalam masjid itu di kawasan Jawdara, Distrik Haska Mena.

Atap masjid itu roboh.

Sohrab Qaderi, seorang anggota Dewan Provinsi di Nangarhar, memperkirakan jumlah korban meninggal meningkat dan lebih 100 lainnya luka-luka.

Malik Mohammadi Gul Shinwari, orang tua dari suku di kawasan itu, mengatakan masjid tersebut runtuh.

"Saya menyaksikan peristiwa ini sangat mendebarkan," ujar Shinwari. Ia menambahkan sebanyak 32 jasad dan sejumlah orang yang luka-luka dikeluarkan dari tempat ledakan itu.

Tezab Khan, seorang personel polisi yang sedang bertugas di kawasan itu mengatakan, "Saya bisa dengar khatib sedang berkhutbah dan tiba-tiba suaranya tak terdengar akibat ledakan."

"Ketika saya tiba di tempat kejadian, orang-orang sedang berusaha membawa jasad-jasad keluar dan mereka yang luka-luka yang tertindih atap yang runtuh."

Kawasan Jawdara dikuasai oleh pasukan Afghanistan.

Hingga sejauh ini belum ada kelompok gerilyawan yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan-ledakan tersebut. Taliban dan petempur ISIS aktif beroperasi di bebarapa bagian Nangarhar --yang dekat perbatasan dengan Pakistan di sebelah timur.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ledakan di masjid Syiah Baghdad tewaskan tujuh orang

Baca juga: Ratusan orang terluka dalam serangkaian ledakan di Afghanistan timur

Baca juga: 14 orang tewas, 50 cedera dalam ledakan di Afghanistan

Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019