Kalau sekarang kita melihat kepada gap antara satu daerah dengan yang lain. Mungkin di Jakarta banyak, tapi di daerah yang lain mungkin bisa kekurangan malah
Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri membeberkan tiga kunci program pembangunan sumber daya manusia yang akan digalakkan oleh pemerintah ke depan.

"Intinya bagaimana kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, atau sesuai dengan kebutuhan untuk mendorong wirausaha," kata dia kepada ANTARA di halaman Istana Negara, Jakarta pada Jumat.

Menurut dia, hal kedua yakni meningkatkan kuantitas SDM yang berkualitas di berbagai bidang untuk menggerakkan ekonomi.

Selain itu, Hanif mengatakan sumber daya manusia yang telah terbangun itu harus tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"Kalau sekarang kita melihat kepada gap antara satu daerah dengan yang lain. Mungkin di Jakarta banyak, tapi di daerah yang lain mungkin bisa kekurangan malah," ujar dia.

Baca juga: 2.000 mentor dilatih untuk 400.000 pemagang

Ia mengatakan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM akan menjadi daya saing Indonesia di kancah global.

"Karena dengan begitu berarti produktivitas akan naik," kata dia.

Selain itu, Hanif juga menjelaskan tantangan di sektor ketenagakerjaan Indonesia, yakni ekosistem ketenagakerjaan yang harus lebih fleksibel.

Ekosistem yang fleksibel itu, kata dia, mendorong penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak dan berkualitas.

"Lalu kedua adalah untuk pembangunan SDM, baik 'skilling', 'upskilling', maupun 'reskilling', saya kira ini perlu digenjot untuk memastikan kita punya kualitas SDM yang baik dan jumlah SDM yang secara relatif memadai," ujar dia.

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla telah menggelar silaturahim bersama menteri-menteri Kabinet Kerja di Istana Negara pada Jumat. 

Dalam acara itu, Presiden menyampaikan apresiasi atas kinerja menterinya.

Baca juga: Hindari investasi ganda untuk ciptakan pekerja terampil
Baca juga: Menaker: Kurang kompeten kelemahan SDM Indonesia

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019