Ponorogo (ANTARA) - Reyog Jazz Ponorogo 2019 menawarkan sebuah kolaborasi unik antara kesenian reog dengan musik jaz dan pemandangan pertunjukan musik di atas telaga.

Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, dalam jumpa pers di Taman Suko Sewu, Ponorogo, Jumat, mengatakan Reyog Jazz merupakan sebuah pertunjukan yang sangat unik dan sangat sayang untuk dilewatkan.

Festival itu akan berlangsung di Telaga Ngebel pada 12 Oktober mulai pukul 12.30 WIB.

"Pertama dari sisi musik, ada modern dengan gamelan-gamelan reog yang akan ditampilkan secara terpadu," kata Ipong.

"Yang kedua, Reyog Jazz dilaksanakan di atas telaga. Hal yang sering kota dengar kan jaz gunung, kalau ini jaz telaga karena dilaksanakan di atas telaga," katanya melanjutkan.

Baca juga: Tiga konser musik bertaraf internasional bakal digelar di Jateng

Reyog Jazz Ponorogo 2019 menghadirkan Fariz RM Anthology yang terdiri dari musikus Fariz RM (keyboard/vokal), Adi Darmawan (bass), Eddy Syakroni (drum) dan Iwan Wiradz (perkusi).

Selain itu, ada Denny Chasmala yang pertama kalinya tampil bersama grup Ber6 dengan anggota Andre Dinuth, YankJay, Zendhy Kusuma, Yandi Andaputra dan Franky Sadikin.

"Tahun ini lebih spesial karena saya akan membawa empat gitaris, satu bassis dan drummer yang punya basic di musik jaz. Besok harus lihat, kami akan menjadi satu harmoni dengan reog," ujar Denny.

Reyog Jazz juga menampilkan Yvon Thibeault dari Kanada, Andro Yopi Kristian, Gala Ga dari Rusia, Sierra Soetedjo, Tiyo Alibasjah, Dony Koeswinarno, hingga Krisdayanti.

Pertunjukkan musik itu terbuka untuk umum bagi masyarakat Ponorogo dan sekitarnya secara gratis. Penonton hanya perlu membayar retribusi masuk Telaga Ngebel sebesar Rp8 ribu per orang.

Baca juga: Reog Ponorogo (1) - Upaya membumikan lewat Festival Reyog

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019