Jakarta (ANTARA) - Raja Sapta Oktohari resmi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2019-2023 dengan menggandeng Ketua Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Warih Sadono sebagai wakil ketua dalam Kongres Pemilihan KOI di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu.

Kongres pemilihan dipimpin oleh Ngatino dari PB Wushu, dengan anggota terdiri atas perwakilan PP Perpani (panahan), Forki (karate), PP ISSI (balap sepeda) dan PP MPI (Modern Pentathlon).

"Karena hanya ada satu calon ketua umum dan wakil ketua umum, dan tidak ada keberatan dari peserta kongres, maka mereka terpilih secara aklamasi," ujar Ngatino.

Baca juga: Ketum KOI baru disarankan dorong pemerintah revisi UU SKN

Kongres KOI diikuti oleh 57 cabang olahraga yang terdiri atas 32 cabang olahraga Olimpiade dan 25 cabang non-olimpiade. Adapun cabang olimpiade memiliki tiga hak suara, sedangkan non-olimpiade hanya satu hak suara.

Selain itu, hasil kongres juga mengumumkan anggota Komisi Etik (KE) KOI yang terpilih. Dari 16 peserta yang mendaftar, ada enam orang yang terpilih melalui voting untuk menjadi anggota KE KOI. Anggota KE tersebut terdiri atas empat cabang olahraga olimpiade dan dua cabang non-olimpiade.

Sesuai dengan AD/ART terbaru yang disahkan dalam Kongres Istimewa KOI beberapa pekan yang lalu, total KE terdiri atas 11 orang termasuk ketua, wakil ketua, enam KE yang terpilih dari kongres, dua perwakilan atlet yang dipilih oleh Komite Atlet KOI, dan satu perwakilan anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) Erick Thohir.

Sebelumnya, Raja Sapta Oktohari menjadi calon tunggal ketum KOI 2019-2023 setelah sebelumnya Oegroseno memilih mengundurkan diri dari pencalonan dengan tidak mengembalikan formulir pendaftaran sesuai jadwal yang ditetapkan.

Baca juga: Raja Sapta Oktohari bakal calon tunggal Ketum KOI


Gaduh

Kongres pemilihan ketua KOI sempat menuai kegaduhan dari anggota Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI).

Menjelang pembacaan tata tertib kongres, salah satu perwakilan yang mengaku dari PB PTMSI kubu Peter Layardi, yakni Mansur Maskoro memaksa masuk ke dalam ruangan namun dihadang oleh petugas keamanan karena tidak memiliki kartu ID.

Adu argumen antara Mansur dan petugas keamanan berlangsung sekitar 10 menit. Mereka mengaku pengurus yang sah dan menunjukkan undangan yang ada di ponselnya.

"Kami perwakilan PTMSI dan dapat undangan, masa enggak boleh masuk?," ucap Mansur marah.

Namun petugas keamaanan tetap tidak mengizinkan mereka masuk karena undangan kongres ditujukkan kepada PB PTMSI yang dipimpin oleh Lukman Eddy. Hingga pada akhirnya, mendesak Ketua Umum KOI Erick Thohir untuk keluar dan menemui mereka.

Baca juga: Erick Thohir nilai Raja Sapta figur yang paling tepat jabat ketum KOI

Berselang beberapa menit, kericuhan pun reda setelah petugas keamanan mengatakan bahwa tidak ada satupun perwakilan PB PTMSI berada dalam ruangan kongres.

Bangku atas nama PB PTMSI memang terlihat kosong sejak awal. Erick Thohir pun menyatakan bahwa seluruh anggota PB PTMSI sedang berada di luar.

"PTMSI di luar semua. Tempat duduknya kosong kan. Kalau mereka mau masuk ya harus satu kepala dulu. Kalau ada tiga perpecahan dalam satu cabang itu salah siapa? Makannya KOI mengambil kebijakan bahwa selama masih ada perpecahan tidak ada yang bisa masuk. Adil kan?" ujar Erick.

Baca juga: Menanti gebrakan Raja Sapta Oktohari jadi nahkoda olahraga Indonesia
 

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019