Jakarta (ANTARA) - Selama ini permasalahan kebutuhan cetak dokumen online yang dihadapi banyak perusahaan yakni pendistribusian ke banyak lokasi tujuan yang jauh dari kantor pusat.

Chief of PrintQoe.com Adi Vidyanto menyatakan, letak geografis wilayah Indonesia menjadikan faktor tingginya biaya distribusi cetak dokumen jarak jauh.

"Seperti halnya biaya kirim kargo udara yang mengalami kenaikan, berimbas pada biaya tambahan yang dibebankan kepada konsumen," katanya di Jakarta, Senin.

Kondisi infrastruktur yang meliputi darat (jalan raya, jalan tol, moda transportasi massal), laut (pelabuhan, kapal barang) serta udara (bandara, pesawat), lanjutnya, juga merupakan tantangan pendistribusian cetakan dokumen online dalam jumlah banyak, aman, dan dalam waktu yang cepat.

Baca juga: Biaya logistik pelabuhan di Indonesia masih mahal

Oleh karena itu, menurut dia, diperlukan solusi untuk menghadapi tantangan efisiensi biaya dan total kecepatan waktu pengerjaan tiap departemen dalam perusahaan saat ada permintaan cetak untuk kebutuhan di berbagai lokasi, terutama ke luar kota.

Sebagai platform cetak online, pihaknya menegaskan solusi Distribute & Print sebagai jawaban atas tantangan efisiensi biaya dan total kecepatan waktu pengerjaan tiap departemen dalam perusahaan saat ada permintaan cetak untuk kebutuhan di berbagai lokasi, terutama ke luar kota.

"Solusi ini terbukti dapat mengurangi beban biaya distribusi cetak digital dari satu kota ke kota lainnya minimum 30 persen dan mempersingkat total waktu produksi sampai dengan pengiriman hingga 2-5 kali lebih cepat," katanya.

Baca juga: Menhub: muatan berlebih akibatkan ekonomi biaya tinggi

Terkait hal itu, perusahaanpun memperluas jangkauan layanan hingga lebih dari 133 kota dan kabupaten yang tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia.

"Perluasan solusi Distribute & Print menempatkan kami berada di garda depan konektivitas digital dalam mempersiapkan dokumen cetak online secara mudah," katanya.

Adi menyatakan, hal itu diharapkan dapat meningkatkan kontribusi transaksi ekonomi digital Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Menurut laporan berjudul The Digital Komodo Dragon: How Indonesia Can Capture the Digital Trade Opportunity at Home and Abroad, lanjutnya, pada tahun 2030 aktivitas transaksi ekonomi akan mengalami pertumbuhan hingga 18 kali lipat menjadi Rp2,305 triliun dari sebelumnya Rp125 triliun pada 2017.

Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019