Manado (ANTARA) - Perum Bulog Divre Sulawesi Utara dan Gorontalo mulai mengantisipasi lonjakan harga beras di musim kemarau panjang saat ini.

"Kami mulai melakukan kegiatan pasar murah beras medium, atau melalui program Program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH)," kata kepala Perum Bulog Divre Sulutgo,  Sopran kenedi di Manado, Kamis.

Sopran mengatakan di musim kemarau ini, memang sejumlah daerah tidak melakukan panen gabah karena sawah dan ladang mengalami kekeringan.
Baca juga: Stok komoditi nonberas Sulutgo aman
Baca juga: Gubernur Gorontalo minta cadangan beras disalurkan ke korban kemarau


"untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan harga beras ditingkat pedagang, kami langsung melakukan operasi pasar di sejumlah pasar tradisional di Sulut dan Gorontalo," katanya.

Hal ini dilakukan, katanya, untuk menekan harga beras medium agar tetap stabil, dengan digelontorkannya beras murah di pasar tradisional.

"Kami mulai melakukan operasi pasar diantara lain Pasar Bersehati, Karombasan, Kombos Timur, Wasian Minut, Towo'e dan Tamalako di Kepulauan Sangihe juga di Bolmong dan Subdivre Gorontalo," katanya.
Baca juga: BMKG perkirakan puncak kemarau Sulut Agustus-September

Dia menjelaskan harga Operasi Pasar yakni Beras Medium curah Rp8500/kg, beras medium @ 5 kg Rp45.000, beras premium Rp214.000 per 30 kg, beras premium Rp108.000 per 10 kg, beras premium Rp55.000 per 5 kg, gula pasir kemasan Gula Manis Kita Rp12.500 per kg, terigu Rp8.500 per kg, minyak goreng Rp12.500 per liter, dan telur ayam Rp46.000 per baki isi 30 butir.

Selain beras medium, katanya, juga beras premium, gula pasir, terigu, telur, dan minyak goreng juga dijual dalam pasar murah tersebut.
Baca juga: Pendapatan taksi laut turun drastis di musim kemarau
Baca juga: Warga kepulauan sitaro alami krisis air bersih

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019