Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore, menguat sebagai respons sinyal positif perdagangan Amerika Serikat dan China.

Terpantau, pergerakan rupiah pada Jumat sore ini menguat 25 poin atau 0,18 persen menjadi Rp13.965 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.990 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan mata uang rupiah mempertahankan penguatannya terhadap dolar AS merespons sinyal positif perdagangan AS-China.

"Presiden AS Donald Trump dikabarkan sedang mempertimbangkan kesepakatan perdagangan sementara dengan Tiongkok," katanya.

Langkah Trump itu, lanjut dia, dianggap sebagai itikad baik (goodwill) menjelang negosiasi dagang AS dan Tiongkok yang akan diselenggarakan di awal Oktober nanti.

"Pasar berharap negosiasi akan berlangsung dengan baik dan menghasilkan kesepakatan yang positif yang bisa diterima oleh kedua negara," katanya.

Dari dalam negeri, lanjut dia, adanya harapan perbaikan mengenai perkembangan ekspor dan impor pada Agustus turut menopang mata uang domestik.

Kepala Riset Valbury Asia Future Lukman Leong menambahkan kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan memangkas suku bunga dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi AS turut memicu apresiasi rupiah.

"The Fed terbuka kemungkinan untuk kembali memangkas suku bunganya, itu menjadi salah satu faktor yang juga menopang rupiah, dana asing bakal kembali masuk ke dalam negeri," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp13.950 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.052 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah terapresiasi tembus Rp13.900, pasar pantau Bank Sentral AS
Baca juga: Rupiah sore menguat seiring meredanya ketegangan AS-China


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019