Banjarbaru (ANTARA) - Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengecek kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Kamis (12/9) dan dari hasil pantauannya melalui udara seluruh area yang terbakar merupakan lahan pertanian.

"Karhutla di Kalsel akibat pembukaan lahan pertanian. Jadi bukan hutan atau pun area yang besar misal milik sebuah perusahaan perkebunan," katanya di Banjarbaru.

Melihat fenomena tersebut, Ari Dono menekankan pentingnya mengedukasi masyarakat petani agar tak lagi membakar lahan untuk kepentingan pertanian.

Baca juga: Kabut asap makin pekat, kualitas udara di Riau sudah berbahaya

"Ini sudah jadi tradisi sejak dulu. Saya pernah tugas di sini tahun 1985, biasa melihat asap dari lahan terbakar. Mungkin dulu hanya 10 orang yang membakar, kalau sekarang 100 orang jadi semakin banyak asapnya," kata jenderal bintang tiga itu.

Celakanya, ungkap dia, area lahan yang dibakar justru banyak di sekitar Bandara Syamsudin Noor seperti Kecamatan Liang Anggang di Banjarbaru, Sungai Tabuk di Kabupaten Banjar, dan wilayah di Kabupaten Tanah Laut.

"Kita tidak bisa juga menyalahkan asap yang jauh dari wilayah Kalsel, karena faktanya bekas-bekas kebakaran lahan banyak terdapat di sekitar bandara," jelasnya kepada wartawan didampingi Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani dan unsur Forkopimda.
Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengecek sarana pemadaman api milik anggota Polda Kalsel. (antara/foto/firman)


Untuk itu, Wakapolri menginginkan agar ke depannya dipikirkan cara ampuh agar masyarakat tidak lagi membakar lahan.

Misalnya, harus ada sinergi antara aparat dan Dinas Pertanian yang bisa memberikan pemahaman kepada petani sekaligus solusi agar tak membakar untuk membersihkan lahan.

Baca juga: Tanggapi karhutla, mahasiswa Fisip Universitas Riau gelar demonstrasi

"Cara-cara ini yang harus diperkuat dan diutamakan yaitu pencegahan. Jadi, kita semua tidak perlu lagi bersusah payah berjibaku dengan api jika masyarakat sadar dengan sendirinya," kata Ari Dono menekankan.

Sedangkan penegakan hukum juga dipastikannya tetap berjalan sebagai efek jera. Sehingga tidak ada alasan lagi polisi untuk tidak menindak pelaku pembakar lahan jika masyarakat sudah diingatkan dan diimbau untuk tidak membakar.

Seperti yang telah dilakukan Polda Kalsel dan Polres jajaran yang kini melakukan penyelidikan terhadap 54 kasus kebakaran lahan dan sudah menetapkan 4 tersangka.

"Oh kasian orang tua atau petani kecil, ya kan penegakan hukum harus berjalan dan semua ada aturannya. Pelaku tidak memikirkan akibat dari pembakaran lahan muncul kabut asap yang justru berakibat besar terhadap masyarakat lainnya. Bahkan, penerbangan sampai terganggu tentu berefek pada roda perekonomian secara keseluruhan," kata lulusan Akpol 1985 yang sebelumnya Kepala Bareskrim Polri itu.
Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengecek sarana penanggulangan karhutla. (antara/foto/firman)


Usai berpatroli menumpangi helikopter, Wakapolri yang didampingi sejumlah pejabat Mabes Polri , mengecek pasukan penanggulangan Karhutla di Posko Taktis Satgas Karhutla Polda Kalsel di Jalan Ahmad Yani Km 21 Banjarbaru.

Ari Dono mengapresiasi kesigapan personel satgas gabungan Karhutla di Kalsel yang terdiri dari TNI dan Polri, BPBD, Manggala Agni, para relawan Barisan Pemadam Kebakaran yang sudah bekerja keras melakukan penanggulangan kebakaran lahan. Meski diakuinya, jumlah personel dan sarana peralatan yang ada tidak sebanding dengan luas lahan yang terbakar.

Kemudian Wakil dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu juga mengunjungi Bekantan Command Center di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel guna melihat aplikasi Bekantan yang jadi andalan Polda Kalsel untuk mencegah dan menanggulangi setiap titik api yang muncul agar cepat dipadamkan sehingga tidak sampai membesar melalui teknologi berbasis IT.

Baca juga: Jarak pandang di Pekanbaru anjlok jadi 700 meter akibat kabut asap
Baca juga: 1.316 titik panas indikasi karhutla tersebar di Sumatera

Pewarta: Firman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019