Pilar kebijakan Arab Saudi tidak akan berubah dan kesepakatan global untuk memotong produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari akan dipertahankan.
Tokyo (ANTARA) - Minyak berjangka naik di perdagangan Asia pada Selasa pagi, berpotensi menuju kenaikan hari kelima, di tengah optimisme bahwa OPEC dan negara-negara lain mungkin setuju untuk memperpanjang pengurangan produksi dalam upaya mendukung harga.

Minyak mentah berjangka Brent naik 42 sen atau 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 63,01 dolar AS per barel pada pukul 01.04 GMT (08.04 WIB), sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan 46 sen atau 0,8 persen lebih tinggi pada 58,31 dolar AS per barel.

Minyak AS naik lebih dari dua persen pada Senin (9/9/2019), sementara Brent menyelesaikan hari itu 1,7 persen lebih tinggi karena pasar bereaksi terhadap penunjukan Raja Saudi atas putranya, Pangeran Abdulaziz bin Salman sebagai Menteri Energi pada Minggu (8/9/2019).

Pangeran Abdulaziz, anggota lama delegasi Saudi untuk Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengatakan pilar kebijakan Arab Saudi tidak akan berubah dan kesepakatan global untuk memotong produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari akan dipertahankan.

Dia menambahkan bahwa apa yang disebut aliansi OPEC+ antara OPEC dan negara-negara non-anggota termasuk Rusia akan berlaku untuk jangka panjang.

Pertemuan negara-negara OPEC dan OPEC+ minggu ini di Abu Dhabi "membangkitkan harapan untuk pengurangan pasokan tambahan," kata Stephen Innes, ahli strategi pasar Asia Pasifik di AxiTrader.

Namun, produksi minyak Rusia pada Agustus melebihi kuota berdasarkan perjanjian OPEC+.

Jika harga minyak berakhir pada Selasa lebih tinggi, itu akan menjadi kenaikan terpanjang sejak akhir Juli, tetapi headwinds tetap terjadi karena perang perdagangan Amerika Serikat dan China terus berlanjut.

Para eksekutif di Konferensi Perminyakan Asia Pasifik tahunan mengatakan pada Senin (9/9/2019) bahwa mereka memperkirakan harga minyak tahun ini akan ditekan oleh ketidakpastian seputar ekonomi global, perang perdagangan AS-China dan meningkatnya pasokan AS.
Baca juga: Harga minyak naik, setelah Putra Raja Salman tegaskan kurangi produksi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019