Jakarta (ANTARA) - Populasi angkutan barang menggunakan truk diprediksi tumbuh 50 persen secara nasional per tahun dalam beberapa tahun ke depan ditopang masifnya pembangunan infrastruktur dan ekspansi pabrik dari sejumlah perusahaan besar.

Direktur Utama PT Putra Rajawali Kencana (Pura Trans) Ariel Wibisono menuturkan, pemerintah telah merampungkan pembangunan tol Trans Jawa yang membentang dari Merak hingga Probolinggo sepanjang 969 kilometer, yang mempermudah dan mempercepat arus pengiriman barang menggunakan truk.

"Pasar dan fasilitasnya juga sudah ada, sehingga pertumbuhan harus meningkat. Ini juga sejalan dengan agenda pemerintah. Setelah infrastruktur tuntas, tentunya pemerintah berniat memacu ekonomi," ujar Ariel dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

Dari sisi pasar, dia menerangkan, proyek pembangunan pemerintah terus meningkat dan kebutuhan serta konsumsi ritel tumbuh sebesar 5-6 persen per tahun, sehingga bakal mendongkrak permintaan jasa pengiriman barang.

Khusus di Jawa, kata Ariel, pendapatan bisnis pengangkutan dengan truk tahun ini diprediksi mencapai Rp1 triliun. Tahun depan, jumlahnya diprediksi naik 50 persen menjadi Rp 1,5 triliun. Tren itu terus berlanjut hingga empat tahun berikutnya.

Baca juga: Volvo belum perkenalkan truk listrik di Indonesia, kenapa?

Multimoda

Ariel menambahkan, pengusaha truk juga dapat bersinergi dengan angkutan multimoda, seperti kereta api dan tol laut. Dengan demikian, proses pengiriman barang dapat menjangkau lintas provinsi dan pulau.

"Artinya, order akan tetap ada dan proses bisnis juga terbantu dengan adanya geliat infrastruktur. Volume yang terus meningkat akan diimbangi kecepatan pengiriman yang disinergikan dengan antarmoda lainnya. Maka, bisnis truk akan menjadi primadona, karena truk adalah urat nadi ekonomi nasional," papar dia.

Untuk menjaga kinerja sektor ini, kata Ariel, pemerintah perlu merilis kebijakan kondusif. Dia menyarankan monitoring jembatan timbang sebaiknya ditempatkan langsung di pintu keluar masuk area industri sebagai tempat yang lalu lintas barangnya padat.

Dengan demikian, aturan-aturan dan regulasi pemerintah mengenai pembatasan bobot muatan dapat tersampaikan ke pemangku kepentingan, industri penghasil, serta industri pemilik barang.

Dia juga menyarankan klasifikasi barang dapat dipetakan seperti layaknya kontainer, yakni jenis kargo umum dan kargo khusus. Tujuannya agar kapasitas dan berat dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam pengelompokan jenis barang, termasuk pengawasan dan pengaturan di jembatan timbang.

Pura Trans adalah unit bisnis Grup Rajawali. Perseroan melayani pengiriman bahan bangunan dan infrastruktur, seperti batu bata ringan, semen putih, asbes serta aneka komoditas, antara lain pupuk, semen, minyak goreng, hingga barang jadi. Hingga kini, total truk Puratrans mencapai 145 unit, dengan jangkauan operasi Jawa hingga Sumatera.

Baca juga: Mitsubishi Fuso bidik "rebound" penjualan truk pada semester II

Tumbuh

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldi Ilham Masita mengatakan, bisnis logistik tahun ini akan tumbuh sekitar 10 persen dibandingkan tahun lalu.

Bisnis logistik pada 2020 juga naik sekitar 8-9 persen, atau masih lebih tinggi apabila dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Pertumbuhan 10 persen tidak lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bisnis logistik pada tahun-tahun sebelumnya rentang antara 12 persen dan 14 persen," tutur Zaldi.

Kendati demikian, prospek bisnis logistik pada 2020, menurut Zaldi, tetap harus diwaspadai.

"Salah satu faktor yang harus diwaspadai adalah perang dagang antara Amerika Serikat dan China," papar Zaldi.
 
Pewarta:
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019