Massa tadinya ngotot untuk melakukan 'longmach' ke lapangan Borari tapi kami cegah. Mereka hanya melakukan orasi di empat titik itu
Manokwari (ANTARA) - Aksi massa di Manokwari, Papua Barat, pada Selasa (3/9) yang mengutuk ujaran rasis di Surabaya berhasil dilokalisir pada beberapa titik.

Situasi keamanan di kota peradaban Injil tersebut cukup kondusif. Konsentrasi massa seluruhnya dipusatkan di empat lokasi yakni dua titik di Jln. Gunung Meja Amban, satu titik di Sanggeng dan satu titik lainya di Fanindi Manokwari.

ANTARA memantau, aksi berjalan damai dan aparat keamanan, baik TNI maupun Polri mengamankan jalanya aksi sejak awal hingga akhir.

"Massa tadinya ngotot untuk melakukan longmach ke lapangan Borari tapi kami cegah. Mereka hanya melakukan orasi di empat titik itu," kata Kapolres Manokwari, AKBP Adam Erwindi saat ditemui usai memimpin pengamanan aksi tersebut.

Setelah aksi hari ini, lanjut Kapolres, massa berencana kembali melakukan aksi yang sama. Mereka ingin menyampaikan tuntutan kepada Gubernur Papua Barat.

"Nanti kita lihat, yang pasti harus sesuai prosedur. Kalau tidak sesuai aturan ya kami tidak bisa membiarkan," ucap Kapolres, menegaskan.

Menyusul kegiatan ini, aktivitas ekonomi, pendidikan dan pemerintahan terganggu. Sebagian besar toko, warung serta tempat usaha lain di wilayah kota Manokwari memilih tutup.

Para siswa dari sekolah dasar (SD) hingga SMA pun pulang lebih cepat untuk mengantisipasi gangguan keamanan.

"Mungkin masyarakat masih trauma dengan kejadian tanggal 19 Agustus. Namun, saat ini Manokwari sudah cukup kondusif sehingga masyarakat silakan beraktivitas seperti biasa," tutur Kapolres.

​​​​​​Menurutnya, situasi keamanan di daerah tersebut terus membaik pascakericuhan 19 Agustus lalu. Personel TNI dan Polri meningkatkan patroli pengamanan untuk mencegah gangguan.

"Personel BKO Brimob dari sejumlah daerah masih di sini membantu kita, termasuk anggota TNI. Mudah-mudahan Manokwari segera pulih seperti sebelumnya," ujar Kapolres, berharap

Pewarta: Toyiban
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019