Goma (ANTARA) - Mantan Menteri Kesehatan Republik Demokratik Kongo, Oly Ilunga, diinterogasi oleh kepolisian terkait pengelolaan dana dalam menanggapi epidemi Ebola, menurut pengacaranya, Senin.

Mereka membantah Ilunga melakukan kesalahan dan mengatakan tidak ada tuduhan resmi terhadapnya terkait dengan respons Ebola. Tuduhan apapun, kata mereka, "tidak berdasar (dan) tanpa bukti mendasar."

Ilunga mengawasi tanggapan pemerintah terhadap wabah tersebut, hal paling mematikan kedua dalam sejarah, selama hampir setahun. Tanggung jawabnya dalam menangani Ebola dilucuti pada Juli dan ia pun mundur dari pemerintah beberapa hari kemudian.

Baca juga: Dua petugas kesehatan Ebola di Kongo timur tewas diserang

Dalam surat pengunduran diri, ia mengecam keras tim pemerintah baru yang mengawasi respons tersebut dan apa yang menurut dia sebagai tekanan dari pejabat kesehatan dan kelompok luar guna memperkenalkan vaksin kedua untuk memerangi epidemi tersebut.

Pengacara Ilunga, Guy Kabeya dan Willy Ngashi, mengatakan klien mereka pertama kali dipanggil kepolisian pada Juli guna menanggapi tuduhan seorang pejabat kesehatan bahwa Ilunga menyalahgunakan wewenangnya dan menyalahgunakan dana tersebut terhadap hal-hal yang tidak terkait dengan Ebola.

Baca juga: Kongo catat rekor 27 kasus baru Ebola dalam sehari

Kemudian, akhir Agustus lalu setelah tiga penasihat ditahan tanpa alasan yang jelas, mereka mengatakan bahwa Ilunga diinterogasi soal perannya dalam mengelola dana terkait Ebola dan alasan pengunduran diri, kata pengacara dalam satu pernyataan.

Mereka menyebutkan polisi meminta Ilunga untuk memberikan berkas pembayaran yang dilakukan kepada kepala desa sebagai imbalan atas usaha mereka dalam menyebarkan informasi tentang Ebola serta bonus bulanan yang diberikan kepada pegawai kementerian

Juru bicara kepolisian tidak langsung menjawab untuk dimintai komentar.

Baca juga: Petugas rumah sakit: Gadis Kongo meninggal di Uganda akibat Ebola

Sumber: Reuters

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019