Untuk pengeboran, saat ini sudah selesai tinggal pembangunan MCK, Tandon air, pemasangan pompa serta pipanisasi ke masjid dan ke warga sekitar, dan akan dimanfaatkan sebanyak 81 KK atau 380 jiwa.
Yogyakarta (ANTARA) - Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Bimo Transport membangun sumur wakaf di Dusun Grogol, Kabupaten Gunung Kidul, untuk membantu mempermudah warga mendapatkan akses air bersih selama kemarau.

"Kabupaten Gunungkidul menjadi prioritas utama ACT DIY dalam membantu mengatasi bencana kekeringan yang sifatnya tahunan ini," kata Kepala Cabang ACT DIY Bagus Suryanto melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Bagus, selain program mengiriman air bersih yang sudah intens dilakukan sejak Juni lalu, sumur wakaf seperti di Dusun Grogol diharapkan secara perlahan dapat memutus rantai bencana kekeringan setiap musim kemarau tiba.

Sampai dengan saat ini, pembangunan sumur wakaf Global Wakaf-ACT telah mencapai 264 sumur di seluruh Indonesia dan sumur ke-19 untuk wilayah DIY sedang dibangun di Dusun Grogol, Desa Tambakromo, Kecamatan Ponjong, Gunung Kidul.

Baca juga: Global wakaf ACT DIY bangun sumur di Gunung Kidul

Baca juga: Global Wakaf-ACT Yogyakarta bantu sumur bor di Gunung Kidul

 

Gunungkidul Anggarkan Rp 200 Juta Untuk Salurkan Air



Pembangunan sumur wakaf yang diprakarsai Global Wakaf-ACT DIY di Dusun Grogol ini dimulai sejak sepekan lalu dengan kedalaman 76 meter.

"Untuk pengeboran, saat ini sudah selesai tinggal pembangunan MCK, Tandon air, pemasangan pompa serta pipanisasi ke masjid dan ke warga sekitar, dan akan dimanfaatkan sebanyak 81 KK atau 380 jiwa," kata Bagus.

Perwakilan dari PT. Bimo Transport Syaiful mengatakan selaku pewakaf mempercayakan pembangunan sumur wakaf di Gunung Kidul ini kepada Global Wakaf -ACT.

"Semoga dengan adanya sumur wakaf tersebut maka manfaatnya dapat dinikmati masyarakat," kata dia.

Kepala Dusun Grogol, Suwanto mengapresiasi program sumur wakaf di dusunnya yang selama ini sangat kekurangan air.

"Terima kasih banyak, sudah dibangunkan sumur bor untuk desa kami insya Allah akan sangat bermanfaat untuk kami dan masjid Al Hidayah yang sangat kekurangan air ini," kata Suwanto.

Selama musim kemarau, Suwanto mengakui warga Dusun Grogol hanya bergantung pada sumber mata air dari bak penampungan umum yang lokasinya di tengah sawah. "Cuma satu di situ sumber mata airnya di bak penampungan, jadi warga disini kalau tengah malam pada tidak tidur karena secara bergiliran ambil air," kata Suwanto.

Tidak adanya sumur bor dan telah mengeringnya sumur-sumur galian milik warga, membuat warga Dusun Grogol hanya mengandalkan satu-satunya bak penampungan yang mereka miliki.

Karena selain sebagai bak penampungan ternyata juga menjadi sumber mata air warga setempat, bahkan air untuk keperluan Ibadah juga mengambil dari tempat penampungan tersebut. "Kalau malam ikut ngantri sama warga bergantian ambil air untuk keperluan wudhu dan MCK di masjid sini," kata Sutoyo, takmir masjid Al Hidayah, Grogol.*

Baca juga: "Wakaf Sumur" kolaborasi ACT-Pemkab atasi kekeringan Gunung Kidul

Baca juga: ACT aktivasi sumur wakaf solusi jangka panjang kekeringan

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019