Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) Dr. Abdul Latif bin Rashid Al-Zayani untuk membahas sejumlah isu, salah satunya Palestina.

​​​​​“Saya sampaikan bahwa jangan lupa kita masih memiliki satu pekerjaan rumah mengenai Palestina, dan tidak ada cara lain bagi GCC dan Indonesia kecuali bekerja sama membantu saudara-saudara kita di Palestina,” kata Retno usai pertemuan di Jakarta, Rabu.

Sekjen GCC berkunjung ke Jakarta, Rabu, untuk menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) mengenai Mekanisme Konsultasi antara Pemerintah RI dan Sekretariat GCC.

Baca juga: Indonesia perkuat kerja sama ekonomi dengan negara-negara Teluk

Menurut Menlu Retno, sekjen GCC menyampaikan bahwa stabilitas perdamaian di Timur Tengah tidak akan tercapai jika konflik antara Palestina dan Israel tidak diselesaikan dengan baik.

Indonesia sendiri secara konsisten menyatakan dukungan bagi penciptaan perdamaian di Palestina melalui solusi dua negara.

“Bahwa kita tidak akan mundur dari posisi awal, karena kalau kemudian beberapa negara mundur dari posisi awal kita bisa bayangkan apa yang akan terjadi dengan masa depan Palestina,” kata dia.

Baca juga: Indonesia kecam Israel yang hancurkan perumahan Palestina di Sur Bahir

Karena itu, menurut Retno, Indonesia dan negara anggota GCC perlu bersatu untuk membantu rakyat Palestina memperjuangkan hak-hak dan kemerdekaannya.

Selain isu Palestina, Menlu RI dan Sekjen GCC membahas kerja sama untuk menyebarluaskan nilai-nilai Islam moderat, toleransi, serta penanggulangan terorisme dan radikalisme.

Sekjen GCC menyampaikan penghargaan atas peran aktif Indonesia, baik di dunia Islam, maupun di dunia internasional melalui keanggotaan di Dewan Keamanan PBB dan G20.

“Dia juga melihat bahwa politik luar negeri Indonesia itu konsisten dan gigih,” ujar Menlu RI.

Baca juga: Temu puncak Dewan Kerja Sama Teluk diharapkan akhiri sengketa

Baca juga: Negara Teluk tolak pengakuan Dataran Tinggi Golan oleh AS


Indonesia selalu bersama Palestina

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyaniii
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019