Ambon (ANTARA) - Atraksi seni dan budaya berupa musik dan tarian mewarnai gelaran "Ambon Pono deng Musisi" atau Ambon penuh dengan musisi, guna mewujudkan upaya Ambon menuju kota musik dunia versi Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Atraksi musik yang digelar di pelataran Gong Perdamaian Dunia (GPD) bertabur musisi lokal kota Ambon, guna memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) kota ke 444 tahun.

Puluhan musisi dan penari tampil membawakan lagu dan tarian khas Maluku, di antaranya tarian kain gandong sebagai pembuka acara.

Sejumlah musisi lokal, seperti Nanaku Voice, Nurul Toisuta, Michael Mailuhu tampil membawakan lagu "Pancasila Rumah Kita", "We Are Musician", dan lagu daerah Maluku lainnya.

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya mewujudkan Ambon sebagai kota musik dunia.

"Sesuai rencana di bulan Oktober atas kehendak Tuhan, kota ini akan ditetapkan UNESCO sebagai kota kreatif berbasis musik," katanya.

Di Kota Musik, kata dia, tidak setiap hari ada pertunjukan musik terbuka, ada gedung pertunjukan musik dan sebagainya, tetapi yang terpenting masyarakat Ambon memiliki jiwa bermusik.

"Masyarakat di luar juga sudah tahu bahwa Ambon ini gudangnya musisi, karena itu bagaimana ke depan kita mempersiapkan seluruh kreatifitas bermusik dalam sebuah program besar kota musik dunia," ujarnya.

Bernyanyi kata Richard, bukan hanya konsumsi para penyanyi, tetapi semua kalangan tua, muda, anak-anak yang memiliki jiwa dan bakat bermusik bisa berkreasi.

"Seluruh bakat bermusik ini harus disalurkan melalui ruang pertunjukan yang disiapkan baik oleh pemerintah, swasta maupun komunitas musik," katanya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, HUT Kota Ambon tahun ini berorientasi ke musik, baik menjelang maupun saat puncak perayaannya.

Selain kegiatan Ambon Pono deng Musik, juga akan digelar festival band, festival paduan suara, kegiatan "brass, totobuang" dan hadrat festival, serta Amboina Musik Karnaval.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019