Kota Batu (ANTARA) - Aiman Cahyadi, menjadi yang tercepat di antara para pebalap sepeda Indonesia pada etape kedua Tour d'Indonesia 2019, Selasa, meskipun sempat mengalami bocor ban.

Aiman yang tampil untuk PGN Road Cycling Team menyelesaikan rute Madiun-Batu dengan catatan waktu 3:53:49, dikuti pebalap KFC Cycling Team, Selamet Juangga dan Muhamad Abdurahman, yang masing-masing tiba di finis dengan selisih waktu 0,11 dan 0,36 detik di belakang Aiman.

"Enggak nyangka sih bisa ngejar. Soalnya tadi sempat bocor ban di kilometer 30. Tapi alhamdulillah berkat bantuan teman-teman tim, saya bisa masuk rombongan lagi," kata pebalap kelahiran 16 November 1993 itu.

Menurut Aiman, dengan bocor ban yang dialaminya, ia kehilangan waktu minimal dua menit, jumlah kehilangan waktu cukup lama untuk lomba balap sepeda level 2.1 UCI seperti Tour d'Indonesia.

"Saya bersyukur saja. Tadi pas bocor kan medan lurus dan datar, sebenarnya sulit ngejar. Ini kemenangan tim, karena mereka berusaha menahan rombongan saat ban saya bocor, sehingga saya bisa mengejar," kata Aiman.

Baca juga: Timnas di Tour d'Indonesia bukan tim yang disiapkan ke SEA Games 2019

Kerja keras Aiman dan tim PGN juga membawa Aiman masuk 10 besar kategori umum yang dimenangi pebalap Taiyuan Miogee Cycling Team, Jaroen Meijers.

Pebalap berkebangsaan Belanda itu menang adu sprint dari Cristian Raileanu (Team Sapura Cycling) dan Thomas Lebas (Kinan Cycling Team). Ketiga pebalap ini mencatat waktu sama 3:51:12.

"Saya belum tahu. Kalau masuk 10 besar kategori umum, syukur alhamdulillah," kata Aiman.

Aiman berharap pada etape-etape selanjutnya tidak mengalami bocor ban lagi, sehingga ia bisa bersaing bukan hanya dengan sesama pebalap Indonesia, tetapi dengan pebalap luar negeri.

"Insya Allah saya akan bekerja lebih keras lagi besok," kata pria asal Bandung ini.

Baca juga: Aiman Cahyadi sebut rute Tour d'Indonesia 2019 lebih mantap

Baca juga: Juara nasional tak ingin ketinggalan momen di Tour d'Indonesia 2019

Pewarta: Dadan Ramdani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019