Penundaan Brexit hingga 31 Oktober merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyatakan bahwa proses Brexit atau keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa yang dijadwalkan terealisasi pada 31 Oktober 2019 bisa menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Republik Indonesia.

Fadli Zon dalam rilis di Jakarta, Selasa, menilai keputusan Inggris untuk meninggalkan keanggotaannya dari Uni Eropa akan mengubah pola hubungan Inggris dengan banyak negara, termasuk Indonesia.

Menurut dia, penundaan Brexit hingga 31 Oktober merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara.

"Mereka (Inggris) harus menentukan suatu jalan keluar dari Brexit dan dengan atau tanpa kesepakatan," kata Fadli Zon.

Wakil Ketua DPR RI mengemukakan hal tersebut saat menerima kunjungan Delegasi Parlemen Inggris di Ruang Tamu Pimpinan DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (19/8).

Ke depan, Fadli menyebutkan banyak peluang kerja sama antara Indonesia dengan Inggris, di mana Inggris menjadi salah satu negara yang cukup banyak memiliki investasi jangka panjang di Indonesia.

Saat ini, ujar dia, Inggris memiliki investasi di Indonesia dalam berbagai bidang seperti perbankan, perdagangan, industri, dan lain-lain.

"Ada banyak sekali perusahaan-perusahaan Inggris yang memang berinvestasi di sini. Saya kira salah satu negara yang cukup banyak menaruh investasi jangka panjang di Indonesia," kata politisi Partai Gerindra tersebut.

Baca juga: AS akan dukung Inggris pascaBrexit dengan kesepakatan perdagangan

Fadli juga mengutarakan harapannya agar Inggris bisa menjadi mediator bagi Indonesia terkait permasalahan diskriminasi produk kelapa sawit dari Indonesia ke Uni Eropa.

Sebagaimana dilansir kantor berita Reuters, Presiden AS Donald Trump ingin melihat keluarnya Inggris yang sukses dari Uni Eropa bahwa Washington akan mendukung dengan perjanjian perdagangan bebas AS-Inggris, penasihat keamanan nasional John Bolton menekankan kepada para pejabat Inggris pada Senin.

Ketika Inggris bersiap-siap meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober, pergeseran geopolitik terbesarnya sejak Perang Dunia Kedua, banyak diplomat berharap London menjadi semakin bergantung pada Amerika Serikat.

Bolton, di London selama dua hari perundingan dengan para pejabat Inggris, sedang mencari hubungan AS-Inggris yang lebih baik dengan Perdana Menteri Boris Johnson setelah kadang-kadang hubungan yang tegang antara Trump dan pendahulu Johnson, Theresa May.

Pesan utama yang dibuat Bolton adalah bahwa Amerika Serikat akan membantu melindungi Inggris keluar dari Uni Eropa dengan perjanjian perdagangan bebas yang sedang dinegosiasikan oleh Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan rekannya dari Inggris, Liz Truss.

Seorang pejabat senior pemerintah Trump, yang menggambarkan pesan Bolton kepada para pejabat Inggris, mengatakan Trump "ingin melihat keberhasilan Inggris keluar dari Uni Eropa" (Brexit) dan bahwa kesepakatan perdagangan akan membantu Inggris.
Baca juga: Peluang Brexit tanpa kesepakatan meningkat, sterling terus merosot

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019