Tapi dengan media sosial dampaknya jauh lebih besar
Jakarta (ANTARA) - Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi publik terkait program pemerintah, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyebarkan pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR 2019 ke semua media sosial milik kementerian, lembaga (K/L) dan kominfo seluruh daerah.

"Ini bagian dari menjalankan Inpres Nomor 9 Tahun 2015 tentang Komunikasi Publik," kata Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemkominfo, Niken Widiastuti kepada Antara saat dihubungi di Jakarta, Jumat malam.

Niken menyebutkan khusus untuk live posting pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh Kemkominfo dengan melibatkan seluruh kementerian/lembaga dan dinas Kominfo di wilayah.

Kominfo, lanjut dia, sering melakukan live posting untuk menyosialisasikan dan mendokumentasikan program pemerintah baik yang sudah berjalan dan yang akan dilakukan.

Baca juga: Pidato Presiden tentang SDM unggul ditanggapi positif generasi muda

Menurut Niken, pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo penting untuk disebarluaskan kepada masyarakat karena isi pidato tersebut menyangkut semua aspek.

Salah satu yang disoroti presiden dalam pidatonya yakni soal SDM unggul Indonesia maju yang juga menjadi tema besar HUT RI ke-74.

"Tadi pagi Presiden mengatakan, SDM unggul adalah SDM yang berarti Indonesia yang berideologi Pancasila, yang toleran, kemudian SDM yang berakhlak mulia, bekerja keras mau belajar dan berdedikasi tinggi. Dibutuhkan SDM kreatif inovatif tetapi tetap ideologi Pancasila,' kata Niken.

Hampir semua platform media sosial milik kementerian/lembaga hari ini diisi oleh postingan kutipan isi pidato presiden yang dibuat semenarik mungkin sehingga masyarakat dapat memahami pesan tersebut.

Baca juga: Ridwan Kamil: Pidato Jokowi ingatkan bangsa tantangan masa depan

Setiap akun media sosial kementerian lembaga menampilkan live posting dengan warga berbeda-beda, misalnya Kemkominfo berwarna merah dan putih sedangkan Kementerian ESDM didominasi warga kuning layaknya emas.

Pesan-pesan presiden itu memenuhi ruang publik di media sosial milik kementerian, lembaga dan Kominfo seluruh daerah mulai dari Facebook, Twitter, YouTube, Instagram dan website.

Berbeda dengan sosialisasi secara konvensional melalui penayangan televisi maupun radio hanya bisa ditonton atau didengar oleh masyarakat pada saat siaran itu dibuat.

"Tapi dengan media sosial dampaknya jauh lebih besar, selain mudah disebarkannya dan mempermudah konten komunikasi ini sampai pada masyarakat," katanya.

Dengan live posting di media sosial ini dampak yang diharapkan adalah masyarakat tahu dan memahami serta bisa ikut berpartisipasi dalam seluruh gerak pembangunan.

Baca juga: Jokowi: Belanja negara benahi kualitas SDM jawab tantangan demografi

"Apalagi presiden menyampaikan dalam pidatonya, sekarang ini eranya bersaing antara lembaga, saatnya kita memperbaiki diri, tidak hanya lebih baik dari sebelumnya tapi kita harus lebih baik dari negara-negara lain," katanya.

Niken menambahkan, dengan 'live posting' tersebut juga diharapkan umpan balik dari masyarakat ikut berpartisipasi memberikan masukan kepada pemerintah.

"Misalnya sebagai contoh SDM unggul masing-masing masyarakat bisa melaksanakan menindaklanjuti visi misi presiden tersebut, SDM unggul itu unggul dalam ilmu, tapi juga ada nilai nasionalismenya," kata Niken.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019