Kenapa kita memilih hortikultura? Sebab ini potensi ekspornya luar biasa
Madiun (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Susiwijono menyatakan ekspor produk hortikultura sangat berprospek untuk mendongkrak perekonomian nasional yang ditargetkan tumbuh mencapai 5,3 persen sampai akhir tahun 2019.

Data menyebutkan meski neraca perdagangan Indonesia pada akhir tahun 2018 mengalami defisit sebesar 8,70 miliar dolar AS. Namun sektor non-migas masih dapat memberikan surplus sejumlah 4 miliar dolar AS. Surplus tersebut menunjukkan bahwa potensi ekspor non-migas masih sangat besar dan apabila dioptimalkan dapat memberikan kontribusi positif serta mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia.

"Untuk itu, pemerintah terus mendorong pengembangan produk-produk yang memiliki daya saing dan potensi ekspor tinggi. Bukan hanya produk-produk hasil industri, tetapi juga produk dari sektor pertanian utamanya produk hortikultura yang bernilai tinggi," ujar Susiwijono dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai pengembangan hortikultura untuk peningkatan ekspor dan ekonomi daerah, di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin.

Susiwijono menjelaskan ada empat sektor produk hortikultura yang perlu terus dikembangkan karena nilai ekonominya tinggi, yaitu buah-buahan, aneka sayuran, tanaman bunga (florikultura), dan tanaman obat.

Bahkan dari empat produk itu, buah-buahan merupakan komoditas yang memberikan kontribusi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hortikultura tertinggi dengan rata-rata 54,7 persen.

Sebagai langkah kongkrit, Kemenko Perekonomian akan bekerja sama dengan 13 kabupaten/kota yang berada di Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Aceh, dan Kepulauan Riau, untuk pengembangan komoditas hortikultura buah, khususnya pisang dan nanas secara klaster.

Adapun ke-13 kabupaten/kota tersebut antara lain Kabupaten Jembrana, Bondowoso, Lingga, Ponorogo, Humbang Hasundutan, Bener Meriah, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Pacitan, Blitar, Nganjuk, Magetan, dan Mandailing Natal.

"Kenapa kita memilih hortikultura? Sebab ini potensi ekspornya luar biasa. Kita pilih komoditas yang kira-kira di tingkat kompetisi global kita masih unggul dari yang lain dan yang jelas jaminan marketnya ada. Kenapa harus pisang, kenapa harus nanas, karena marketnya masih luar biasa," kata Susiwijono.

Ia menyatakan daerah yang siap mengembangkan hortikultura memiliki keuntungan, utamanya bagi petani. Yakni pendapatan yang diperoleh jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan rasio ketersediaan lahan, sehingga ekonomi daerah juga akan terdongkrak.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto mengatakan ekspor hortikultura terus didorong dan ditingkatkan karena potensinya sangat luar biasa. Selain itu juga agar terus direplikasi di wilayah lainnya se-Indonesia.

Data BPS mencatat, volume ekspor nanas 2018 mencapai 228.537 ton. Jumlah ini naik 8,80 persen dibandingkan 2017 sebesar 210.046 ton. Pada 2019 target ekspor naik sekitar 30 persen.

Terdapat 65 negara yang menjadi tujuan ekspor, di antaranya Jepang, Hong Kong, Korea, Taiwan, China, Singapore, Malaysia, Brunei, Vietnam, India, Pakistan, Srilanka, Iran, Timur Tengah, Eropa, Amerika, Australia, dan lainnya dengan nilai ekspor nanas 2018 sebesar Rp2,77 triliun.

"Pak Menteri Pertanian selalu mengatakan untuk terus mendorong ekspor komoditas hortikultura. Pemerintah akan medukung guna peningkatan tersebut baik dari segi alokasi dana dan lainnya," kata Prihasto Setyanto.

Guna meningkatkan produksi dan ekspor hortikultura, pemerintah telah mengalokasi dana sebesar Rp1,082 triliun pada tahun 2020. Dari dana sebesar itu, dukungan untuk peningkatan produksi buah dan florikultura mencapai Rp177,680 miliar atau sebesar 16 persennya. Sisanya terbagi untuk produksi sayuran, tanaman obat, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura, serta lainnya.

Direktur External Affairs and Government Relations PT Great Giant Pineapple (GGP) Welly Soegiono mengatakan peluang ekspor produk hortikultura, khususnya buah nanas dan pisang masih sangat luas. Tahun 2018 perusahaannya yang bermitra dengan kelompok tani telah mengekspor nanas sebanyak 17.000 kontainer dalam bentuk buah segar dan kalengan.

"Selain nanas dan pisang, kami juga ekspor jambu kristal. Untuk tahun 2019, kami proyeksikan bisa ekspor mencapai 19.000 kontainer," kata Welly.

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi 2019 diprediksi lebih baik dari 2014
 

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019