Indramayu, 28/6 (Antara) - Baznas Kabupaten Indramayu, Jawa Barat kembali memberangkatkan 22 santri kurang mampu program takhasus untuk mengikuti pendidikan di beberapa pondok pesantren.
"Gunakanlah kesempatan ini sebaik-baiknya agar ilmu yang diraih dapat diamalkan di masyarakat kelak. Apalagi, biaya yang digunakan untuk menuntut ilmu ini merupakan amanah dari para pemberi zakat sehingga harus benar-benar bisa di manfaatkan," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Ahmad Bahtiar di Indramayu, Kamis.
Sebanyak 22 santri yang mengikuti program takhasus dilepas oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Ahmad Bahtiar.
Keberangkatan mereka tersebut, kata Bahtiar, merupakan langkah konkret dari Baznas yang memberikan bantuan pendidikan kepada para santri dari keluarga tidak mampu.?
Ia berharap setelah 22 santri lulus bisa menerapkan ilmunya dan bisa menggantikan peranan para kiai sepuh saat ini.
Selain itu, katanya, hal yang terpenting mereka bisa mengubah pandangan umum tentang Indramayu menjadi lebih baik.
Bahtiar mengatakan para santri tersebut berasal dari sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu. Mereka mengikuti pendidikan di beberapa pondok pesantren.
"Para santri hasil seleksi tersebut diharapkan bisa menyerap ilmu dan kemudian mengamalkan sekembalinya menuntut ilmu," ujarnya.
Ketua Baznas Kabupaten Indramayu Moh Mudor menjelaskan program santri takhasus itu sudah dijalankan sejak 2000.
Pada 2018, jumlah santri yang diberangkatkan 22 santri yang terdiri atas santri kitab kuning 12 orang, santri tahfidz delapan orang, dan santri tilawah dua orang.?
"Untuk santri kitab kuning mereka akan belajar selama lima tahun, tahfidz empat tahun, dan tilawah tiga tahun. Para santri mendapatkan bantuan biaya di pesantren sebesar 500 ribu per bulan," katanya.
Mereka akan disebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
"Insya Allah setelah mereka kembali akan menerapkan ilmunya di Indramayu," tuturnya.
Baznas Indramayu berangkatkan 22 santri program Takhasus
Kamis, 28 Juni 2018 23:03 WIB