Bandung (Antaranews Jabar) - Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, mencatat jumlah kasus gizi buruk di wilayah tersebut tahun 2017 tercatat 176 kasus pada anak, atau menurun dibanding jumlah kasus tahun sebelumnya.
Kepala Dinkes Cianjur, Tresna Gumilar di Cianjur Senin mengatakan, jumlah pederita gizi buruk berangsur menurun hampir mencapai 50 persen, mekipun tujuh dari anak penderita gizi buruk tahun 2017 meninggal dunia.
Dia menjelaskan, tahun 2016 ada 323 kasus gizi buruk, 56 orang dirawat di rumah sakit dan 25 penderita meninggal. Sedangkan tahun 2017 ada 176 temuan kasus, 20 orang dirawat dan 7 orang penderita meninggal dunia.
"Tingginya jumlah kasus pada tahun 2016, membuat Cianjur masuk dalam kategori hitam untuk gizi buruk. Namun setahun setelahnya membuat Cianjur berada di kategori merah. kami berupaya agar nantinya bisa di kategori kuning hingga hijau," katanya.
Pihaknya turun langsung ke lapangan untuk menangani gizi buruk di Cianjur, termasuk memberikan pelatihan kader di posyandu guna melakukan penanganan masalah gizi berbasis masyarakat.
Bahkan selama ini, pihaknya telah memetakan wilayah yang paling banyak ditemukan kasus gizi buruk seperti Kecamatan Ciranjang dengan 27 anak penderita gizi buruk. Wilayah tersebut menjadi fokus perhatian dalam penanganan.
"Kami utamakan wilayah yang masuk kategori merah di tingkat kabupaten untuk diutamakan penanganannya. Sehingga angka gizi buruk dapat terus ditekan," katanya.
Namun tambah dia, peran serta berbagai kalangan dan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait angat diperlukan, terutama menyadarkan orangtua untuk memperhatikan gizi anaknya.
"Sinergitas berbagai kalangan dapat membuat angka gizi buruk terus menurun. Sosialisasi dan pelatihan kader terus kami lakukan agar memberikan pengertian mendalam pada orang tua akan pentingnya asupan gizi untuk anak," katanya.
Dinkes: Penderita gizi buruk di Cianjur menurun
Senin, 29 Januari 2018 18:30 WIB