antarajabar - Kementerian Keuangan mencatat indikator kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi serta sosial di Indonesia menunjukan peningkatan yang signifikan.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal, Kementrian Keuangan, Adriyanto mengatakan, beberapa indikator pertumbuhan dapat terlihat dalam beberapa sektor seperti turunnya angka tingkat kemiskinan, pertumbuhan produk domestik bruto, kinerja sisi produksi, pertumbuhan ekonomi di semua kawasan, serta indeks pertumbuhan manusia.
"Tingkat kemiskinan Indonesia turun menjadi 10,6 persen pada 2017 dari sebelumnya 10,7 persen pada 2016 dan 11,1 persen pada 2015. Target tahun 2018, 9,5 persen hingga 10 persen," ujar Adriyanto
Sementara tingkat pengangguran, dari tahun 2006 grafiknya selalu menunjukan penurunan. Per Februari 2006, tercatat sebesar 10,5 persen hingga Februari 2017 menyentuh angka 5,4 persen.
Begitu pula dengan indeks pembangunan manusia sejak 2010 hingga 2016 terus mengalami peningkatan dari posisi 66.53 poin menjadi 70.18 poin.
"IPM menunjukan peningkatan meski dalam tren melambat," katanya.
Gini ratio 2017 mencapai 0.393 membaik dari tahun 2016 dan 2015 yang masing-masing tercatat 0.420 dan 0.394. Adapun di tahun 2018 pemerintah menargetkan bisa mencapai 0.38.
Dari sisi kualitas hidup manusia, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka harapan hidup mencapai 70,9 tahun. Disusul rata-rata lama sekolah 7,95 tahun dengan harapan lama sekolah 12,72 tahun.
Meski menunjukan tren positif, kata dia, kemiskinan, produktifitas daya saing, dan ketimpangan?masih menjadi tantangan utama pembangunan saat ini.
"Tingkat inovasi yang rendah, kapasitas produksi terbatas, infrastruktur, ketimpangan kemampuan, serta pasar keuangan dangkal menjadi tantangan ekonomi dalam negeri," kata dia.
Adriyanto mengatakan, salah satu upaya untuk mengentaskan segala tantangan dalam negeri demi mewujudkan kesejahteraan dan keadilan masyarakat dilakukan melalui kebijakan fiskal.
Menurutnya, pemerintah berupaya menstimulasi perekonomian melalui strategi APBN sehat dan berkelanjutan. Melalui APBN sehat akan mendorong tiga fungsi pokok yang dapat menopang pembangunan yang berkelanjutan.
"Tiga fungsi itu, fungsi alokasi, fungsi stabilitasi, dan fungsi distribusi. Pembangunan yang berkelanjutan akan menghantarkan terwujudnya kesejahteraan yang berkeadilan," kata dia.
Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan terdapat empat faktor yang mesti didorong secara optimal, yakni penerimaan negara, pembiayaan, belanja pusat, dan belanja daerah.
"Untuk penerimaan negara dilakukan dengan reformasi perpajakan dan bea cukai, sera insentif fiskal untuk menjaga iklim investasi. Belanja pusat dilakukan dengan cara efesiensi dan simplikasi, memerangi korupsi, perencanaan dan sinergi, serta subsidi tepat sasaran," kata dia.
Kesejahteraan dan Pertumbuhan Ekonomi Tunjukan Peningkatan
Sabtu, 25 November 2017 21:09 WIB