Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan Jumat sore melemah sebesar 39 poin atau 0,23 persen menjadi Rp16.675 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.636 per dolar AS.
Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Taufan Dimas Hareva mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi ketidakpastian global
“USD-IDR menutup perdagangan hari ini dalam kondisi melemah, terutama karena tekanan eksternal yang kembali meningkat sementara dukungan domestik masih terbatas. Dolar AS memang tidak lagi berada dalam tren penguatan agresif, tetapi ketidakpastian global tetap menahan minat investor untuk masuk ke aset berisiko,” ungkapnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan Desember diperkirakan lebih dari 87 persen belum otomatis mendorong arus modal masuk, karena pasar masih menunggu kepastian arah kebijakan serta perkembangan politik AS, termasuk wacana pergantian pimpinan The Fed.
Mengutip Anadolu, Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan mengumumkan ketua baru Federal Reserve sebelum Natal 2025.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan bahwa ada lima kandidat kuat pengganti pimpinan The Fed. Dirinya mencatat para kandidat harus dievaluasi berdasarkan perspektif mereka dalam melindungi rakyat Amerika dan perekonomian, serta mencapai target inflasi dan ketenagakerjaan.
Lima kandidat yang sedang dipertimbangkan untuk posisi ketua yaitu Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett, Wakil Ketua Pengawas The Fed Michelle Bowman, Anggota Dewan The Fed Christopher Waller, mantan Anggota Dewan The Fed Kevin Warsh, dan Rick Rieder, seorang eksekutif senior di perusahaan manajemen aset BlackRock.
Bessent menyatakan ia berencana untuk menyerahkan daftar nama-nama tersebut kepada Trump segera setelah Thanksgiving.
Secara domestik, lanjut Taufan, tidak ada katalis yang cukup kuat untuk menahan pelemahan USD-IDR.
