Garut (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyebutkan banjir bandang yang menerjang pemukiman penduduk di Kecamatan Cisurupan diduga dampak erosi karena minimnya resapan sehingga air langsung turun saat hujan deras ditambah buruknya drainase.
"Dilihat dari material banjir adalah lumpur dengan jenis tanah topsoil atau lapisan atas yang terbawa erosi oleh air sebagai faktor utama selain curah hujan yang tinggi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh di Garut, Jumat.
Ia menuturkan saat ini wilayah Garut sering diguyur hujan dengan intensitas tinggi sehingga menyebabkan bencana alam seperti tanah longsor dan banjir di beberapa daerah.
Termasuk saat ini, kata dia, bencana banjir bandang menerjang kawasan pemukiman penduduk di Desa Balewangi, Kecamatan Cisurupan, Kamis (20/11) sore yang sebelumnya diguyur hujan di wilayah itu.
Menurut dia kejadian banjir disebabkan beberapa faktor yakni hujan deras, kemudian minimnya resapan air sehingga terjadi erosi, kemudian di bawahnya saluran air terhalang oleh bangunan rumah.
"Curah hujan tinggi, saluran air yang terhalang bangunan rumah," kata Aah.
Ia mengatakan upaya mencegah agar tidak terjadi lagi banjir bandang melanda daerah itu di antaranya membongkar bangunan yang menghambat saluran air.
Selanjutnya, kata Aah, harus ada kesadaran masyarakat untuk mengubah pola tanam dari jenis sayuran ke tanaman tegakan atau pohon agar meminimalisasi erosi ketika turun hujan di daerah itu.
"Harus ada kesadaran warga terhadap perubahan pola tanam dari jenis sayuran ke pohon keras, atau tanaman yang relatif dapat mengurangi erosi," katanya.
