Antarajabar.com - Pengarang senior sekaligus pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) Helvy Tiana Rosa mendorong forum ini agar dapat memanfaatkan era digital untuk gerakan literasi yang lebih luas lagi.
Produser film "Duka Sedalam Cinta" itu membeberkan berbagai peluang dalam gerakan literasi di era digital.
"Layanan digital itu alat bantu, bukan alat yang memperbudak orang. Di era ini mesti mengedepankan kesehatan berpikir, cermat juga kritis, dan menyebarkan konten sehat," ujar Helvy usai menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-4 FLP bertajuk "Menjaga Identitas Bangsa di Era Digital" di Kota Bandung, Minggu.
FLP, salah satu komunitas literasi besar di Indonesia mengadakan munas di Kota Bandung, dari 3 hingga 5 November 2017.
Helvy melanjutkan konten tulisan yang dikemas mesti menarik, menginspirasi dan menggerakkan, sehingga mendorong pembaca untuk melakukan perubahan karena beragamnya media yang ditawarkan di dunia digital, maka menurutnya kreasi konten itu bisa dikemas dengan media foto, audio, dan video.
"Enggak apa-apa FLP itu jadi youtuber, ketika itu bisa mempercepat proses untuk semakin banyak orang yang ingin membaca dan menulis dan ikut menggerakkannya," kata dia.
Dirinya berharap FLP bisa terus berkontribusi kepada masyarakat di era digital ini dengan bertumpu pada literasi.
Sementara itu, Dewan Pertimbangan FLP M Irfan Hidayatullah mengaku bahwa FLP sangat mendukung terhadap berbagai wahana, baik digital maupun nondigital.
"FLP sangat support terhadap berbagai wahana, mau digital atau non digital, flp bukan masalah. Karena digital sudah di depan mata, maka FLP ini berperan untuk melakukan hal positif di sana," tutur dia.
Ia menambahkan, bahwa era ini seperti pedang bermata dua, ada sisi postif dan negatinya, kemudian FLP di sini memilih segi positifnya.
Sementara itu Ketua Panitia Munas Ke-4 FLP Mahabb Adib-Abdillah menambahkan alasan pihaknya mengakat tema "Menjaga Identitas Bangsa di Era Digital" karena terkait dengan perkembangan zaman yang menantang penulis untuk konsisten menyebarkan budaya literasi kepada masyarakat.
Menurut dia seiring dengan perkembangan zaman, penulis sebagai bagian dari masyarakat yang melek literasi terus ditantang untuk berkembang sesuai dengan kemajuan zaman.
Di tengah era digital, tingkat membaca masyarakat pun masih tergolong rendah. Sementara upaya menjaga identitas bangsa sangat berhubungan dengan budaya literasi masyarakatnya.
Ia menuturkan di era digital ini semua orang bisa mengakses media sosial dan bisa asal membagikan informasi kepada satu sama lain dan semestinya di era begini kita bisa secara santun dalam mengkritisi dan FLP punya komitmen untuk menyampaikan gagasan secara santun.
"Makanya itu, menjaga identitas bangsa, dan flp punya identitasnya yaitu literasi. Dengan ini kita membudayakan masyarakat agar memyampaikan gagasan yang menyenangkan, walaupun itu menyindir orang lain," tutur dia.
Munas kali ini bertujuan untuk membincangkan persoalan literasi di era digital tersebut untum kontribusi ke internal maupun ke luar FLP.
"Jadi dengan ini kita nanti bisa bagaimana FLP untuk berkontribusi di luar, bisa meningkatkan kualitas anggota, untuk terus memajukan dunia literasi indonesia," lanjut dia.
Helvy Tiana Rosa Dorong FLP Manfaatkan Era Digital
Minggu, 5 November 2017 8:10 WIB