Bandung (ANTARA) - Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung menghadirkan pendekatan baru dalam menumbuhkan budaya literasi melalui kegiatan Musikaliterasi yang memadukan musik dan buku sebagai sarana membaca interaktif.
“Literasi hari ini tidak lagi terbatas pada aktivitas membaca. Ia berkembang menjadi ruang yang kreatif dan bisa dikemas menyenangkan, termasuk melalui musik. Kami ingin menunjukkan bahwa membaca bisa ‘dirasakan’ lewat nada dan irama,” kata Kepala Disarpus Kota Bandung Dewi Kaniasari melalui siaran persnya, Senin.
Menurut dia, Musikaliterasi menjadi contoh nyata bahwa kegiatan membaca dapat dikembangkan menjadi aktivitas yang lebih interaktif. Dalam kegiatan tersebut, isi buku anak-anak bertema budi pekerti, lingkungan, dan literasi dasar diadaptasi menjadi alunan lagu agar pesan moral lebih mudah dipahami anak.
Dewi menjelaskan, kegiatan tersebut sekaligus menjadi ruang apresiasi bagi penerima Program Bantuan 1.000 Buku dari Perpustakaan Nasional RI tahun 2024–2025 yang disalurkan kepada 108 perpustakaan di Kota Bandung, terdiri atas 48 perpustakaan kelurahan, 54 taman bacaan masyarakat (TBM), dan 6 perpustakaan rumah ibadah.
Melalui kegiatan Musikaliterasi, kata dia, Disarpus menegaskan peran perpustakaan bukan hanya sebagai tempat menyimpan buku, tetapi ruang kreatif yang menumbuhkan budaya literasi sejak usia dini.
Sementara itu, Bunda Literasi Kota Bandung Aryatri Benarto Farhan mengatakan literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami, mengkritisi, dan mengimplementasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Ia berharap, kegiatan tersebut bisa terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi sekolah, komunitas literasi, serta masyarakat luas.
Aryatri turut mengapresisasi dukungan Perpustakaan Nasional RI yang telah memberikan bahan bacaan bermutu kepada ratusan perpustakaan di Kota Bandung.
“Dengan akses bahan bacaan yang lebih luas, kita berharap budaya membaca semakin tumbuh dan mengakar di Kota Bandung,” tutupnya.
