Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi bergerak turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
Perdagangan IHSG pukul 10.00 WIB tercatat melemah 119,01 poin atau 1,46 persen ke posisi 8.005.75.
Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,63 poin atau 0,59 persen ke posisi 775,38.
"Diperkirakan IHSG masih berpotensi menguji level 8.000. Terdapat gap down di level 7.855 yang berpotensi akan ditutup dulu jika terjadi koreksi lanjutan pada IHSG. Namun, selama IHSG masih mampu ditutup di atas level 8.000, maka peluang rebound masih akan terbuka," ujar Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Dari mancanegara, sentimen positif berasal dari laporan kinerja keuangan perbankan di bursa Wall Street, Amerika Serikat (AS), yang lebih baik dari estimasi, serta meningkatnya harapan penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan bulan ini.
Gubernur The Fed Stephen Miran menyerukan penurunan suku bunga segera, dengan alasan risiko ekonomi berupa ketegangan lebih lanjut dalam hubungan perdagangan AS dan China.
Pernyataan itu muncul sehari setelah Ketua The Fed Jerome Powell, yang memperkuat spekulasi bahwa bank sentral akan melakukan penurunan suku bunga pada dua pertemuan terakhirnya di tahun 2025.
Kekhawatiran yang berkelanjutan mengenai negosiasi perdagangan AS dan China, serta shutdown pemerintah membebani sentimen investor tetapi tidak terlalu berpengaruh terhadap antusiasme atas awal earning season yang lebih baik dari perkiraan.
Menteri Keuangan AS menambahkan kekhawatiran akan perang dagang AS dan China, dengan mengatakan bahwa pemerintahan Trump kemungkinan besar tidak akan mundur dari sikap negosiasinya meskipun pasar bereaksi negatif.
Dari kawasan Asia, pada September 2025 kembali terjadi deflasi 0,3 persen year on year (yoy) dari deflasi 0,4 persen (yoy) di Agustus 2025, dan lebih rendah dari estimasi yang diperkirakan terjadi deflasi 0,1 persen (yoy).
