Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah seiring memanasnya hubungan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
IHSG ditutup melemah 30,66 atau 0,37 persen ke posisi 8.227,20.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 5,59 poin atau 0,70 persen ke posisi 788,02.
"Indeks saham di Asia sore ini ditutup melemah di tengah meningkatnya kekhawatiran perang dagang baru antara AS dan China, yang merupakan dua negara ekonomi terbesar dunia, setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tiga digit atas impor dari China," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Ancaman Presiden AS Donald Trump menyusul pengetatan kendali China atas ekspor tanah jarang (rare earth), yaitu sekelompok mineral yang esensial dalam produksi berbagai macam barang elektronik, otomotif, dan semikonduktor. China mendominasi rantai pasok tanah jarang global.
Pembatasan ekspor muncul setelah AS memberlakukan serangkaian kontrol ekspornya yang menargetkan China pada akhir September 2025, meskipun kedua belah pihak mencapai kemajuan dalam perundingan dagang di pertengahan tahun ini.
Pembatasan yang diberlakukan China, beberapa di antaranya baru akan berlaku pada November 2025, dapat memberikan dampak besar bagi perekonomian Asia Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, yang memainkan peran penting dalam rantai pasok teknologi dan kecerdasan buatan (AI) global, serta industri otomotif.
Presiden Trump tampaknya terkejut dengan langkah atau kebijakan terbaru China, sehingga, pada Jumat (10/10/2025) mengatakan akan mengenakan tarif tambahan 100 persen pada barang-barang impor asal China mulai 1 November 2025, memicu kembali prospek perang dagang antara kedua negara.
Tarif baru itu akan meningkatkan total bea masuk atas impor dari China menjadi sekitar 130 persen, secara efektif ini adalah embargo dagang, dan sedikit di bawah 145 China yang dicapai pada puncak perang dagang pada awal 2025.
Pada Minggu (12/10/2025), Pemerintah China mengatakan AS harus berhenti mengancamnya dengan tarif dagang yang lebih tinggi dan mendesak negosiasi lebih lanjut untuk menyelesaikan masalah perdagangan yang belum terselesaikan.
Pemerintah China juga menambahkan bahwa pihaknya tidak akan ragu untuk membalas apabila AS tetap melakukan provokasi.
Meskipun Trump mengancam akan mengenakan tarif 100 persen mulai 1 November 2025, namun ia terdengar lebih lunak pada akhir pekan, dengan menyatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan AS tidak ingin menyakiti China.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor menguat yaitu dipimpin sektor transportasi & logistik yang menguat sebesar 2,74 persen, diikuti oleh sektor energi dan sektor barang baku yang masing-masing naik sebesar 1,51 persen dan 1,23 persen.
Sedangkan, lima sektor melemah yaitu sektor keuangan turun paling dalam sebesar 1,52 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor infrastruktur yang masing-masing turun sebesar 1,48 persen dan 1,41 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu TRJA, GZCO, MRAT, ASPI, dan PORT. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni POLU, UANG, PPRI, HOPE, dan JECC.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.854.878 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 42,66 miliar lembar saham senilai Rp27,43 triliun. Sebanyak 240 saham naik, 438 saham menurun, dan 126 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 491,64 poin atau 1,01 persen ke 48.088,80, indeks Hang Seng melemah 400,84 poin atau 1,52 persen ke 25.889,48, indeks Shanghai melemah 7,53 poin atau 0,19 persen ke 3.889,50 dan indeks Strait Times melemah 37,22 poin atau 0,84 persen ke 4.389,84.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup melemah seiring hubungan dagang AS dan China memanas
