Bandung (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat (Jabar) menyebut pengembalian produk (retur) udang asal Indonesia oleh Amerika Serikat karena diduga terpapar Cesium-137 (Cs-137) tidak mempengaruhi ekspor perikanan Jawa Barat.
Pasalnya, kata Kepala Disperindag Jawa Barat Nining Yulistiani, pasar mengetahui bahwa komoditas udang yang terkena retur tersebut bukan berasal dari Jawa Barat, melainkan Cikande, Banten.
"Syukurnya tidak, kalau melihat dari volume yang kita kirimkan, tidak ada pengurangan, karena mereka tahu bahwa produk itu bukan dari Jawa Barat," kata Nining selepas acara Bewara Jawa Barat (Beja) di Gedung Sate, Bandung, Jumat.
Nining juga mengatakan Pemprov Jabar terus berusaha mempromosikan sebaik mungkin dan memberikan informasi yang menyeluruh, bahwa untuk produk Jawa Barat sudah melalui proses tertentu, termasuk melalui pengecekan Badan Karantina dan pihak lainnya guna memastikan bebas kontaminasi.
"Dan kita clear, tidak ada kontaminasi seperti yang kemarin (di Cikande Banten). Dan itu hanya di Cikande saja karena memang ada something ya, karena kan di situ ada kegiatan yang berkaitan dengan sirkular ekonomi yang kemudian menggunakan sampah baja dan besi, yang kemudian ternyata ada kandungan cesium," ujarnya.
Nining mengaku belum mendapatkan angka pasti ekspor udang di Jawa Barat, namun untuk produksi perikanan berbasis ekspor di Jawa Barat disebutnya mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
"Termasuk kemudian produk-produk, misalnya ikan laut filet, Jabar mendominasi produk ekspor Indonesia. Ikan pari bahkan kita 100 persen dari Jabar produksinya, terus tuna kita juga prospectable dan cukup besar, di atas 30 persen share kita, yang menegaskan begitu prospektifnya pengembangan produk perikanan kita," ucapnya.
Berdasar keterangan BPS Jabar, Nilai ekspor Jawa Barat pada Agustus 2025 sebesar 3,47 miliar dolar AS, turun sebesar 1,10 persen dibandingkan Juli 2025 yang sebesar 3,51 miliar dolar AS, dan secara tahunan turun sebesar 1,88 persen.
Walau demikian secara kumulatif Januari-Agustus 2025 nilai ekspor masih cukup menggembirakan dengan adanya kenaikan sebesar 3,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Jika dirinci kontribusi sektor ekspor yaitu sektor Industri sebesar 98,71 persen, sektor migas 0,72 persen, sektor pertanian 0,56 persen dan sektor tambang 0,01 persen.
Menurut golongan barang Agustus 2025 yang mempunyai nilai ekspor terbesar yaitu kendaraan dan bagiannya senilai 5,54 miliar dolar AS, mesin dan perlengkapan elektrik senilai 4,14 miliar dolar AS serta mesin dan perkakas mekanis senilai 0,02 miliar dolar AS.
Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama ekspor Jawa Barat dengan nilai 4,27 miliar dolar AS, diikuti ke Filipina senilai 2,32 miliar dolar AS dan Jepang senilai 0,01 miliar dolar AS.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) melaporkan adanya Cesium-137 dalam udang mentah beku yang diproses PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods).
Produk tersebut dijual di sejumlah toko Walmart di Alabama, Arkansas, Florida, Georgia, Kentucky, Louisiana, Missouri, Mississippi, Ohio, Oklahoma, Pennsylvania, Texas, dan West Virginia.
Atas temuan itu, FDA menghentikan sementara impor produk PT Bahari Makmur Sejati hingga perusahaan tersebut dinilai mampu mengatasi permasalahan kontaminasi.
