Hasil kajian tersebut akan dipergunakan sebagai bahan dalam melaksanakan bilateral meeting dengan pemerintah China dalam penentuan batas maksimal kandungan aluminium pada produk sarang burung walet.
Barantin juga mendorong pelaku usaha untuk dapat menggunakan alternatif negara tujuan ekspor yang juga selama ini telah menjadi tujuan ekspor sarang burung walet Indonesia, seperti Amerika Serikat, Australia, Vietnam, Malaysia, Kanada, Jepang, Perancis, dan Hong Kong.
Sriyanto menyebut peluang tersebut patut dicoba dengan melihat fakta bahwa harga sarang burung walet yang di ekspor ke China dari tahun ke tahun mengalami penurunan, sedangkan biaya produksi untuk pemenuhan persyaratan jauh lebih tinggi, dibandingkan dengan biaya produksi ke negara lain.
"Kami pemerintah tentu bersama-sama dengan Kementerian/Lembaga terkait, sesuai dengan Agenda Prioritas Presiden Prabowo mendorong pelaksanaan hilirisasi produk sarang burung walet yang tentu justru bisa memberikan nilai tambah yang lebih besar," kata Sriyanto.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Barantin investigasi pembatasan ekspor sarang burung walet ke China
