Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
IHSG ditutup menguat 29,39 poin atau 0,36 persen ke posisi 8.169,28. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,96 poin atau 0,38 persen ke posisi 785,37.
"Masuknya aliran modal asing turut meningkatkan sentimen pasar, sementara sebagian besar sektor bergerak di zona hijau," ujar Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico demus dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Dari mancanegara, shutdown (penutupan) pemerintah Amerika Serikat (AS) terus berlanjut dan tanpa tanda-tanda penyelesaian, setelah Senat AS kembali gagal mengesahkan rancangan anggaran untuk kelima kalinya pada Senin (6/10/2025).
Kondisi tersebut membuat investor kekurangan data penting untuk menilai kesehatan ekonomi AS, sementara The Fed juga menghadapi kesulitan dalam mengevaluasi perubahan kondisi ekonomi.
Dari kawasan Asia, cadangan devisa China meningkat 0,50 persen menjadi 3,34 triliun dolar AS pada September 2025, dari sebelumnya 3,32 triliun dolar AS pada Agustus 2025, yang merupakan kenaikan selama dua bulan berturut-turut dan menjadi posisi tertinggi sejak November 2015.
Dari Jepang, Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda menegaskan bahwa bank sentral akan melanjutkan kenaikan suku bunga apabila pertumbuhan dan inflasi bergerak sesuai proyeksi.
Kazuo Ueda memperingatkan bahwa tarif impor AS menekan margin keuntungan para eksportir, terutama di sektor otomotif, meski dampak yang lebih luas terhadap investasi, ketenagakerjaan, dan upah masih terbatas.
Dari dalam negeri, cadangan devisa Indonesia turun menjadi 148,7 miliar dolar AS pada September 2025, dari sebelumnya 150,7 miliar dolar pada Agustus 2025, atau terendah sejak Juli 2024 yang dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah oleh bank sentral di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
