Garut (ANTARA) - Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut, Jawa Barat secara aktif menurunkan tim kesehatan hewan untuk mengedukasi masyarakat dalam mencegah bahaya rabies, dan memeriksa masyarakat yang pernah digigit hewan pembawa rabies untuk memastikan kondisi kesehatannya.
"Kita selama ini melakukan edukasi, termasuk penanganan seperti yang sudah dilakukan di selatan (Garut), karena kasus gigitan banyak di sana," kata Kepala Diskannak Kabupaten Garut Beni Yoga Gunasantika di Garut, Senin.
Ia menuturkan Diskannak Garut kerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat dalam melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan penularan, dan cara penanganan, berikut tanda-tandanya yang harus disadari masyarakat terkait jenis hewan apa saja yang membawa penyakit rabies.
Saat ini, kata dia, fokus edukasi dan pencegahan bahaya rabies di wilayah selatan Garut, karena selama ini di daerah itu terdapat banyak anjing yang dilepasliarkan berada di tengah masyarakat.
Adanya anjing liar itu, kata dia, tentunya harus diantisipasi, karena khawatir menggigit manusia, lalu menularkan virus rabies melalui gigitan. Jika ada yang digigit anjing untuk segera dicuci pakai sabun menggunakan air bersih, kemudian periksa ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Rata-rata di daerah selatan, karena mereka biasa memelihara anjing di luar, sehingga kita coba sisir daerah selatan yang kondisinya seperti itu," katanya.
Ia menjelaskan selama setahun ini dilaporkan ada 12 kasus gigitan anjing, paling banyak di daerah selatan, seperti Kecamatan Caringin dilaporkan ada tujuh anak digigit anjing.
Adanya kasus gigitan anjing itu, kata dia, membuat pihaknya langsung melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap korban gigitan, dan hasilnya negatif rabies, meski begitu tetap dipantau dan diberi obat.
"Hasilnya tidak ada yang terkena rabies," katanya.
Ia menyampaikan kasus gigitan anjing di Garut terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 2024, sebanyak 30 kasus, dan selama 2025 ini tercatat 12 kasus gigitan.
Tanda-tanda anjing terindikasi penyakit rabies, kata dia, di antaranya air liur keluar, ekor ke bawah secara tidak normal, apabila manusia digigit oleh anjing rabies akan demam tinggi, dan juga halusinasi yang dampaknya bisa membahayakan jiwa manusia.
Ia menambahkan pihaknya juga menyiapkan dosis vaksin rabies dari pusat sebanyak 100 dosis, dari provinsi 100 dosis, dan daerah 50 dosis dengan sasaran untuk anjing dan kucing, terutama yang dilepasliarkan.
"Kita melakukan vaksinasi rabies di beberapa kecamatan, terutama daerah yang tidak dipelihara dan banyak anjing diliarkan," katanya.
