Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap penguatan nilai tukar (kurs) rupiah, karena pasar bersiap menghadapi potensi penutupan Pemerintah (government shutdown) Amerika Serikat (AS).
Penutupan pemerintah ialah situasi ketika kongres gagal menyepakati anggaran belanja yang diperlukan.
“Pasar bersiap menghadapi potensi penutupan Pemerintah AS minggu ini di tengah upaya bipartisan untuk meloloskan RUU (Rancangan Undang-Undang) Pendanaan. Pendanaan untuk operasi federal AS akan berakhir pada tengah malam tanggal 30 September, karena Kongres belum memiliki dana pengganti atau perpanjangan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin.
Mengutip Sputnik, Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Kongres dari Partai Republik dan Demokrat pada Senin (29/9) untuk membahas pendanaan pemerintah di tengah kemungkinan terjadinya penutupan pemerintah.
Pertemuan ini berlangsung menjelang tenggat waktu 30 September, yang akan menentukan apakah pemerintah federal tetap beroperasi atau menghadapi penutupan.
Adapun pejabat yang akan hadir dalam pertemuan itu ialah Ketua DPR AS Mike Johnson dan Pemimpin Mayoritas Senat John Thune, serta Pemimpin Demokrat DPR Hakeem Jeffries dan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer.
Trump sebelumnya meminta anggota Kongres dari Partai Republik untuk memberikan suara guna memperpanjang sementara pendanaan pemerintah guna menghindari penutupan, seraya menuduh Partai Demokrat berusaha memicu penutupan pemerintah.
Trump menyalahkan Demokrat atas penutupan tersebut karena kebuntuan negosiasi pendanaan sementara di Kongres.
Menurut Politico, Trump akan menghadapi potensi penutupan federal paling cepat pada Rabu (1/10), jika tidak menunjukkan niat terlibat dalam negosiasi dengan anggota parlemen Demokrat di Kongres untuk mengamankan RUU pendanaan sementara.
