Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan memperkuat mitigasi bencana dengan melibatkan masyarakat, terutama dalam lingkup RW.
“Pembentukan tim tanggap bencana di RW penting agar warga lebih sigap saat terjadi musibah. Dengan partisipasi masyarakat, penanganan bisa lebih cepat,” kata Wali Kota Bandung Muhammad Farhan melalui siaran persnya, Kamis (25/9).
Lurah Garuda Sandra Devi Abri Viana menjelaskan bahwa wilayah Garuda yang luasnya 44 hektar dengan lebih dari 10 ribu penduduk memiliki beberapa potensi bencana, seperti pohon tumbang di jalur utama, genangan banjir, kebakaran di pemukiman padat, serta kecelakaan lalu lintas.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, warga Garuda menyarankan berbagai langkah mitigasi, termasuk memperbaiki dan memperlebar saluran drainase, membuat sumur resapan, memasang alat pemadam api, serta membentuk tim tanggap bencana dalam lingkup RW.
Farhan menjelaskan bahwa penanganan banjir dan bencana harus dilakukan secara bersamaan.
“Kita butuh koordinasi lintas dinas agar drainase diperbaiki, sumur resapan ditambah, dan pohon-pohon besar segera dipangkas. Ini semua bagian dari upaya mengurangi risiko bencana di perkotaan,” katanya.
Selain faktor lingkungan, ia juga menyoroti kemungkinan kebakaran di permukiman padat yang perlu diwaspadai dengan memasang alat pemadam api sederhana dalam lingkup warga.
“Alat pemadam ini bukan sekadar simbol, tapi harus dipastikan tersedia dan bisa digunakan kapan saja,” katanya.
Farhan menegaskan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.
“Siskamling bukan hanya menjaga keamanan lingkungan, tetapi juga menjaga keselamatan warga dari ancaman bencana,” tegasnya.
