Tasikmalaya (ANTARA) - Ikan-ikan di Sungai Cikembang, Desa Cibeber, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mati hingga memicu kekhawatiran warga setempat.
Terlebih lagi, air yang biasanya jernih kini tampak pekat kehitaman. Lebih memilukan, bangkai ikan bergelimpangan mengapung di permukaan air.
“Ini terparah. Tahun lalu tidak sampai sini. Ikan-ikan mati,” kata Nandar Sunandar, warga Cibeber, sambil menunjuk ikan-ikan kecil yang terapung, Jumat.
Warga menduga pencemaran air kembali datang dari arah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir, yang berada di Kelurahan Tamansari, Kota Tasikmalaya.
“Kami khawatir cemaran ini sampai ke kolam atau sumur warga. Airnya hitam sekali, takut gatal kalau dipakai,” kata Nandar.
Sebenarnya kejadian serupa pernah dialami warga Kampung Sinargalih, Kota Tasikmalaya pada 2024.
Saat itu, kolam-kolam ikan mereka hancur, ikan mati massal, bahkan air sumur berubah keruh dan tak bisa dipakai.
“Sekarang kami tetap waspada, apalagi akan menghadapi musim kemarau. Biasanya kalau kemarau, masalah ini makin terasa,” ungkap Umar, warga Sinargalih.
Ia menambahkan, meski kolam-kolam di kampungnya masih aman, aliran Sungai Cipajaran yang terhubung dengan Cikembang sudah menunjukkan tanda-tanda serupa, seperti, ikan mabuk dan terbawa arus hitam.
“Pasti nanti kelihatan juga di bendungan hilir,” ujarnya.
Bagi masyarakat Manonjaya dan Tamansari, sungai dan kolam ikan bukan hanya sumber penghasilan, tetapi juga penopang kehidupan sehari-hari.
Air sungai digunakan untuk irigasi, perikanan, bahkan sebagian warga menggantungkan kebutuhan domestik pada sumur yang terhubung dengan aliran air tanah di sekitar sungai.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya, Hanafi, menyebut pihaknya telah melakukan pemantauan lapangan.
