Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah bergerak fluktuatif, dengan kecenderungan stabil di tengah kehati-hatian pasar.
“Rupiah diproyeksikan berada pada kisaran Rp16.420-Rp16.500 per dolar AS, dengan kecenderungan stabil di tengah kehati-hatian pasar menunggu kepastian arah kebijakan The Fed,” katanya, di Jakarta, Jumat.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Jumat di Jakarta menguat sebesar 34 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.428 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.462 per dolar AS.
Mengutip Xinhua, salah satu yang mempengaruhi kurs rupiah adalah Consumer Price Index (CPI) AS yang naik 0,4 persen pada Agustus 2025 dari perkiraan sekitar 0,3 persen. Adapun tingkat CPI tahunan mencapai 2,9 persen atau sesuai perkiraan, naik 0,2 persen dari bulan sebelumnya.
Core CPI, yang tak termasuk harga pangan dan energi, juga naik 0,3 persen pada Agustus.
Laporan terkait data ekonomi AS terbaru ini dirilis menjelang Federal Reserve (The Fed) bersiap untuk Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari yang berakhir pada 17 September.
